Kamis, 10 September 2015

KUBURAN PENGHULU 7 PENDEKAR JAYAKARTA /PITUAN PITULUNG (PITUNG) AS-SYAHID RADIN MUHAMMAD ALI BIN AS-SYAHID RADIN NURUL SYAMSIRIN

Radin Muhammad Ali bin Radin Syamsirin Nitikusuma, adalah kepala Kepala Pendekar Pituan Pitulung yang terkenal dengan istilah Pitung.

Ia begitu gigih dan keras melawan kezholiman Tuan Tanah dan kekejaman Pemerintah Gemeente Batavia. Pemerintah Gemeente Batavia sendiri telah menggelapkan atau mengkaburkan kisah Pendekar Pitung sebagai perampok yang sakti. Jika mayatnya tidak dipotong-potong dan dikuburkan secara terpisah, makam Radin Muhammad Ali akan hidup kembali. Sampai sekarang banyak yang meyakini bahwa Radin Muhammad Ali bisa hidup kalau mayatnya yang terpisah disatukan, sebuah cerita yang sangat tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan fakta sejarah yang ada, karena para Pendekar Pituan Pitulung itu syahid seperti para Mujahidin Jayakarta yang lainnya.

Radin Muhammad Ali Nitikusuma gugur sebelum ada pemerintahan Gemeente Batavia (1903). Dan ia dalam hidupnya tidak pernah tertangkap oleh Kepala Polisi yang bernama Scout Heyna. Semua anggota Pitung tidak ada satupun yang tertangkap hidup-hidup, mereka gugur setelah melakukan perlawanan, seperti syahidnya Radin Muhammad Ali Nitikusuma dan Radin Muhammad Roji’ih Nitikusuma.

Radin Muhammad Ali Nitikusuma dikuburkan di Pemakaman “Orang Rantai” di Kampung Bandengan Hilir/Utara Jakarta Barat. Beberapa orang pernah menapak tilasi makam tokoh pejuang Jayakarta ini seperti Bang Yu Mertakusuma dan ayahnya.  Adapun makam Muhammad Roji’ih berada di daerah Kemandoran VII Jakarta Barat dan Alhamdulillah saya sudah berziarah kemakam Bang Ji'ih ini.

Akhirnya di Zaman Indonesia Merdeka. Areal pemakaman 7 Pendekar Jayakarta/ Pitung itu sudah dijadikan bangunan pabrik oleh bangsa China, pengusaha pabrik Mie.

Adapun film Pitung yang sudah dipertontonkan selama ini itu adalah hasil propaganda Tuan Tanah dan telah terjadi pemutar balikkan fakta.

Sumber :

Gunawan bin Semaun bin KH Ahmad Syar’I Mertakusuma,Catatan Perjalanan Hidup, Jakarta : Al Fatawi, 18 Juli 1977
Al-Allamah KH Ahmad Syar'i Mertakusuma, Al-Fatawi (Silsilatul Syar'i), Jayakarta-Palembang : Al-Fatawi, 1910