Senin, 20 Juni 2016

HARI TANOE DAN PESANTREN

Diminta pendapat oleh beberapa Teman tentang kunjungan Hari Tanoe Ke Sebuah Pondok Pesantren
Waduh..gampang gampang susah nih...
Kalau Menurut Saya.......(tolong baca sampai habis ya...)
1. Tidak ada larangan non muslim masuk ke sebuah lembaga agama, di istiqlal saja turis yang non muslim sering berkunjung..(tapi biasanya mereka disuruh cuci kaki terlebih dahulu kalau mau masuk masjid serta berpakain sopan)
2. Budaya Cium Tangan merupakan Tradisi Bangsa yang juga digunakan umat lain. Di Sekolah Negeri atau swasta siswa mencium tangan kepada gurunya yang non muslim sering terjadi dan itu menjadi pemandangan biasa dan sikap tersebut adalah wujud dari rasa hormat seorang murid kepada guru..
3. Acara Penyambutan dengan Hadroh adalah sebuah budaya bangsa, pada masa lalu Walisongo bahkan mengundang non muslim melalui kesenian wayang
4 Kedatangan seorang tokoh besar yang non muslim kepada ulama dalam rangka silaturahmi atau klarifikasi atau menjalin kerjasama dalam beberapa hal sering sekali dijumpai.
5. Atribut Yang digunakan Hari Tanoe jelas jelas menggunakan simbol Islam seperti kopiah hitam, baju koko dan sorban...tapi pada kenyataannya banyak juga simbol ini digunakan umat lain, contohnya lihat saja beberapa pemain sinetron dan film yang jelas jelas non muslim tapi karena perannya mereka bisa memakai simbol Islam.
6. Adanya kekhawatiran jika Kedatangan Hari Tanoe akan "merusak" keimanan yang didatanginya terutama santri santri pondok pesantren.
7. Tidak bisa dipungkiri bahwa kedatangan Hari Tanoe boleh jadi karena membawa bantuan untuk pondok pesantren. Karena Hari Tanoe seorang Non Muslim tentu bantuannya banyak yang mempersoalkan walaupun sebenarnya menurut beberapa qaul ulama diperbolehkan menerima bantuan dari non muslim dengan syarat tidak boleh ada embel embel dan tidak menimbulkan bahaya yang bersifat agama dan politik.
Sekarang Yang Jadi Pertanyaan, "Kenapa Kedatangan Hari Tanoe sekarang ini menjadi sorotan tajam ???"
Permasalahannya adalah .....
1. Karena dia merupakan Ketua Partai Politik sehingga setiap aktifitasnya pasti didasari oleh kepentingan partainya. Tidak ada satupun Partai di negeri ini yang tidak memiliki kepentingan termasuk Partainya Hari Tanoe.
2. Hari Tanoe Sedang Berada diwaktu dan tempat yang rawan karena Indonesia saat ini sedang tinggi gejala sentimen etnis terutama pada masyarakat china.
3. Istri Hari Tanoe diketahui pernah melukai perasaan rakyat aceh karena masalah acara miss kecantikan sehingga banyak fihak yang khawatir dengan gaya blusukan Hari Tanoe, bukankah istri juga merupakan setengah gambaran suaminya ?.
4. Sebagai pemilik beberapa StasiunTV Swasta seperti RCTI banyak yang beranggapan bahwa acara TV yang muncul lebih banyak "acara sampahya", jauh dari nilai pendidikan dan pembangunan karakter sehingga bagaimana mungkin dia bisa diharapkan jadi pemimpin sedangkan stasiun tvnya saja sering menayangkan hal hal berbau modernisasi yang kebablasan.
5. Sampai saat ini memang simbolisasi keislaman itu masih kuat di negeri kita, pakaian menunjukkan identitas, seorang muslim atau muslimah sering "keberatan" jika melihat umat lain tiba tiba dengan mudahnya memakai simbol tersebut apalagi jika simbol itu muncul secara dadakan dan ada setingan.
6. Kedatangan Hari Tanoe yang disambut meriah para santri menunjukkan betapa "loyalnya" seorang santri kepada kyainya, tapi disisi lain santri seolah kehilangan "ruh" karena biasanya yang dihadapi adalah ulama yang sarat dengan doa dan ilmu, sedangkan ini jelas ada unsur politiknya walaupun dibingkai dengan silaturahim..akidah mereka mungkin terjaga tapi sisi psikologis bisa jadi suatu saat "guncang" karena pernah mendapat pengalaman "berharga" lembaganya didatangi seorang "Syekh"
7. Lembaga Islam menerima tamu non muslim menunjukkan betapa tingginya toleransinya bangsa ini, apalagi tujuannya dalam rangka menjaga kerukunan, namun menjadi tidak indah ketika di dalamnya lebih banyak unsur politiknya daripada unsur sosialnya, yang muncul bukan "kesalehan sosial" tapi justru "kesalehan politik". Politik memang tidak selamanya buruk, tapi siapa yang bisa jamin kondisi politik sekarang ini bersih ? Ini bukan Su'uzhon tapi merupakan peringatan berdasarkan pengalaman perpolitikan kita yang sudah ada.
8. Fatwa MUI DKI tanggal 12 Juli 2001 diperbolehkan menerima bantuan non muslim untuk pembangunan masjid dengan beberapa syarat. Jika masjid saja diperbolehkan menerima sumbangan non muslim, apalagi ini pondok pesantren, namun demikian yang dikhawatirkan adalah dengan bantuan tersebut justru nilai "Barokahnya" bisa hilang, dan ini yang paling mahal harganya....Bayangkan mesjid dan pondoknya megah karena dapat bantuan non muslim, tapi di dalamnya seperti gersang, megah tapi lama kelamaan ditinggal umat karena Allah cabut keberkahannya....Lihatlah pondok pondok yang sederhana, usianya ada yang ratusan tahun tapi mampu bertahan karena dibangun dengan uang dan harta yang barokah...kita mungkin bisa mencontoh beberapa kyai dulu dimana mereka banyak yang mengembalikan uang bantuan dari pemerintah karena dianggap syubhat, tapi hebatnya pondok mereka itu terus berkembang dan mandiri tanpa ada bantuan dari fihak-fihak "asing" bahkan banyak santri rela hidup seadanya dipondok tersebut, dan itu karena ada nilai "Barokah" di Pondok tersebut...
9. Simbol atau identitas itu memang sering banyak menimbulkan multi tafsir, ada yang dengan pakaian biasa aja tapi hafal qur'an , ada yang simbol pakaiannya seperti "orang kafir" nyatanya "intelektual muslim". Namun dalam kacamata beberapa ilmu sosial, simbol jelas menunjukkan sebuah populasi, dan ini dalam budaya kita sepertinya sudah "disepakati" bersama. Orang Islam ya..identik dengan Baju muslim, kopiah, sorban, kain, jilbab, kerudung dan Islam juga tidak mungkin memakai salib, baju kebaktian, dll, Tapi memang harus diakui beberapa simbol yang sering dianggap milik Islam seperti misalnya Gamis atau penutup kepala, dibeberapa negara timur tengah banyak juga yang menggunakannya dari agama lain. Kopiah hitam bahkan sudah menjadi simbol negara di negeri kita. tapi walaupun demikian alangkah lebih adilnya, jika simbol yang memang sudah digunakan secara umum, dipergunakan secara alamiah saja pada masing-masing umat....Sekarang mungkin tinggal bagaimana masing-masing "pemilik" simbol tersebut, mau bijak, mau alami atau ada keinginan ingin "trans" ? (hehehe..Siapa tahu.....kan gak ada yang tahu namanya hidayah...)
10. Karena semua ini ujungnya adalah politik, maka kedatangan Hari Tanoe harus dilihat secara politik, seperti waktu gus dur membawa keliling LB Murdani ke kyai kyai pasca tragedi tanjung priuk tahun 1984, waktu itu banyak yang tidak setuju dengan cara kontroversialnya Gus Dur, tapi beberapa kyai baru faham bahwa gus dur secara halus ingin menunjukan bahwa "Ini lo sebenarnya biang keladi tragedi tanjung priuk". Mengenai Hari Tanoe.....? Tebak saja sendiri deh......namanya juga politik....kadang skak kadang remis......
Wallahu Alam Bisshowab..
(Tulisan Tidak Ada Kepentingan Apa-Apa, murni untuk mengajak kita untuk berfikir menuju pencerahan...)