Minggu, 14 Agustus 2016

KRIMAH BIN ABU JAHAL (FROM ZERO TO HERO), PENCETUS PERTAMA PASUKAN BERANI MATI DALAM JIHAD ISLAM

Inilah kisah menggetarkan dari anak musuh besar Islam (Abu Jahal)
Namanya mungkin tidak banyak dikenal orang khususnya dalam khazanah Sejarah Islam, tapi kalau kita menyebut nama bapaknya, sudah pasti kita mengenal, mengingat sang bapak adalah musuh besar umat Islam dan orang yang paling keras perlawanannya terhadap Rasulullah SAW.
Ikrimah sendiri adalah sosok yang sama persis kelakuannya dengan Abu Jahal. Dalam bahasa mudahnya, dia ini 11 12 dengan sang bapak. Sehingga tidaklah mengherankan jika pasca terbunuhnya Abu Jahal dalam perang Badar, Ikrimah inilah yang menjadi sosok pengganti Abu Jahal. Sehingga kedepannya Ikrimah adalah musuh besar kaum muslimin selanjutnya.
Pada saat penahlukan Mekkah, Ikirimah inilah yang paling keras sikapnya untuk memerangi Rasulullah SAW, padahal pada saat itu tokoh-tokoh Quraisy sudah menyatakan tahluk termasuk Abu Sufyan bin Harb yang merupakan pemuka Quraish. Ikrimah bahkan sempat menghasut para penduduk Mekkah untuk melakukan perlawanan terhadap Rasulullah dan Kaum Muslimiin. Dia bahkan mengajak beberapa sahabatnya seperti Hammas dan Syuhrabil untuk membunuh Rasulullah SAW. Di mata masyarakat Quraish Ikrimah memang wataknya dikenal keras dan kejam, sama seperti ayahnya. Dia meresa bahwa dirinya tidak mudah untuk dikalahkan, apalagi dia mempunyai pengaruh dan terkenal sebagai sosok yang mahir dalam berperang ditunjang dengan fisiknya yang tinggi besar dengan wajah yang tampan. Bayangkan pada saat semua sudah menyatakan tahluk, dia masih mempertahankan prinsipnya.
Kemauannya untuk memerangi Rasulullah SAW tidak pernah padam, hingga akhirnya membuat kaum muslimin geram dan kemudian menjadikan dirinya sebagai target yang harus diburu. Rasulullah SAW pada saat bahkan memberikan perintah untuk menghukum mati Ikrimah ini dikarenakan perilakunya yang sudah banyak merugikan umat Islam. Karena merupakan buruan nomor satu kaum muslimin menyebabkan dirinya harus keluar dari negeri Mekkah yang sangat dicintainya.
Ikrimah memutuskan untuk keluar menuju negeri yang masih mendukung cita-citanya merebut kembali Mekkah dari kaum muslimin. Dia masih yakin kalau kaum musliimin masih bisa dikalahkan, demi itu semua, dia tinggalkan anak istri tercintanya dan kota Mekkah serta sebagian harta bendanya menuju Yaman. Sayangnya keberadaan dia Yaman kurang disukai penduduk dan Rajanya, hingga akhirnya dia terusir. Ikrimah akhirnya menjadi orang yang terbuang disana-sini, keberadaannya tidak begitu lagi dihargai dimana saja berada. Dirinya seolah hilang tanpa kabar. Hilangnya Ikrimah tentu sangatlah mengguncangkan perasaan istrinya. Apalagi dengan status dirinya sebagai buronan Kaum Muslimin, bahkan Rasulullah SAW sendiri sudah memerintahkan langsung kepada sahabat untuk membunuh Ikrimah. Istri beliau yang bernama Atikah, mengetahui bahwa suaminya “divonis” oleh Rasulullah SAW, dengan hati yang gundah segera mendatangi Rasulullah SAW. Atikah meminta kepada Rasulullah SAW untuk mau memaafkan Ikrimah. Rasulullah SAW sangat iba dengan kondisi istri Ikrimah ini hingga kemudian beliau memerintahkan para sahabat untuk tidak membunuh Ikrimah. Betapa bahagianya hati istri Ikrimah ini, sehingga dengan hati ikhlas dia kemudian menyatakan dirinya masuk Islam. Pada saat itu pula istri Ikrimah meminta kepada Rasulullah untuk mendoakan suaminya agar mendapat hidayah. Rasulullah SAW kemudian mendoakan Ikrimah agar dia mendapat hidayah dan menjadi seorang muslim. Bukan main senangnya istri ikrimah ini begitu Rasul mendoakan suaminya. Istri Ikrimah setelah masuk Islam kemudian akhirnya bersiap-siap mencari Ikrimah yang berada di Yaman. Padahal kondisi perjalanan pada masa itu cukup berbahaya, apalagi dia adalah seorang wanita.
Di Yaman, Ikrimah masih dalam kondisi risau, apalagi terdengar kabar bahwa dia terancam hukuman mati. Ikrimah sendiri tidak mau menyerah, dia ingin mati seperti ayahnya yang tidak pernah menyatakan dirinya kalah. Tapi posisinya sendiri serba salah karena sudah tidak disenangi penduduk Yaman, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke negeri Habsyah (Afrika) dengan menumpang kapal laut. Kapten kapal sendiri saat melihat penampilan Ikrimah, dia merasa yakin bahwa Ikrimah ini pastilah bukan orang biasa, sehingga dia kemudian menjadikan Ikrimah sebagai pengawal pribadinya. Ikrimah dapat mengikuti pelayaran hanya bermodalkan kepercayaan, padahal saat itu dia sudah tidak punya uang sama sekali. Pelayaran kapal laut ini adalah merupakan pengalaman pertama kali bagi Ikrimah.
Namun dalam perjalanan mengarungi lautan, terjadi angin topan besar yang mengancam keberadaan kapal. Saat yang menegangkan itu, Ikrimah kemudian teringat istri dan anaknya, sehingga dia tidak ingin mati saat itu. Lalu dia berdoa kepada Latta dan Uzza agar diselamatkan. Anehnya semakin dia berdoa semakin keras angin yang datang. Sang Kapten yang mendengar Ikrimah berdoa berkata, “Sesungguhnya, Tuhan kamu tidak berkuasa menghentikan angin itu. Apalagi, menyelamatkanmu dari bencana ini”. “Saya seorang Islam. Tuhan saya Allah. Hanya DIA yang berkuasa menghentikan angin ini. Oleh karena itu marilah kita sama-sama berdoa kepada Tuhan saya dan juga Tuhan kamu semua agar menyelamatkan kita dari bencana ini.”
Maka Ikrimah berbisik kepada dirinya sendiri “Saya sudah memohon pertolongan kepada Latta dan Uzza, tetapi mereka tidak dapat menolongnya. Sekarang, saya akan berdoa kepada Allah”. Kemudian, Ikrimah berdoa, “Ya Allah aku berjanji Kepada-MU, sekiranya Engkau menyelamatkanku dari bencana ini, aku akan kembali ke Makkah untuk bertemu dengan Muhammad, Aku akan meletakkan tanganku di atas tangannya untuk meminta ampun dan meminta maaf. Semoga dia seorang pemaaf”.
Ajaib….! Setelah Ikrimah berdoa dengan ihklas dan bersungguh sungguh, tiba-tiba dengan izin Allah anginpun berhenti. Melihat ini semua barulah Ikrimah tersadar dari kesalahannya. Dia bertekad akan kembali ke Makkah bertemu dengan Nabi Muhammad SAW, tapi perjalanan ke Afrika tetap diteruskan mengingat dia sudah berjanji kepada sang kapal.
Sampai di Habsyah (Afrika) kedatangan Ikrimah yang merupakan orang Arab terdengar oleh Raja Habsyah, Ikrimah pun kemudian diundang. Di Istana, Ikrimah ditanya tentang keberadaan seorang Nabi di negeri Arab. Raja yang merupakan seorang ahli kitab banyak bertanya kepada Ikrimah, Sang Raja juga meminta agar Ikrimah jujur dalam menceritakan tentang Nabi Muhammad SAW. Ikrimah pun bercerita panjang lebar. Setelah panjang lebar cerita, tiba-tiba Sang Raja menempelkan pedangnya ke leher Ikrimah dan dengan nada keras serta mengancam dia berkata, “jawab dengan jujur, kamu ini penentang atau pengikutnya?”. Ikrimah dengan penuh ketakutan menjawab, “Dulu saya memusuhinya kini saya bukan lagi musuh Muhammad”. Sang Raja mendengar jawaban Ikrimah segera menurunkan pedangnya dan tertawa dan berkata, “Sesungguhnya kamu sudah berkata benar. Saya akan mengabulkan apa yang engkau minta”.
“Tujuan awal saya datang kesini untuk meminta bantuan tuan untuk memerangi Muhammad. Namun sekarang saya batalkan niat jahat itu. Saya ingin pulang ke Makkah untuk bertemu dengan Muhammad”, kata Ikrimah. Sang Raja dengan senang hati mengabulkan permintaan Ikrimah bahkan banyak memberikan hadiah. Bahkan raja menyampaikan salam kepada Rasulullah SAW dan juga menyatakan bahwa dirinya mengakui Rasulullah SAW sebagai utusan Allah. Raja juga berkata kepada Ikrimah, “Salah satu sifat Nabi ialah pemaaf karena di hatinya tidak ada rasa dendam. Oleh karena itu, saya yakin Muhammad akan memaafkanmu, sebaik apapun kamu, hendaklah berhati-hati karena khawatir ada yang menyimpan dendam kepadamu”. Ikrimah kemudian menjawab “Terima kasih atas nasihat Tuanku. Saya akan berhati-hati bila sudah sampai di Makkah.
Kini Ikrimah benar-benar sudah mengubah sikapnya, jika sebelumnya dia dikuasai perasaan dendam kusumat, kini sudah bertukar dengan kasih sayang. Peristiwa angin topan yang dahsyat itu di dalam pelayaran cukup merasuk di lerung hatinya ditambah percakapannya dengan Raja Habsyah benar-benar telah berkesan dalam dirinya. Doa Rasulullah SAW rupanya dikabulkan Allah. Dalam sejarah Islam, beberapa musuh besar Islam yang telah didoakan beliau dan kemudian masuk Islam dan menjadi kecintaan Rasulullah SAW diantarannya Umar bin Khattab dan selanjutnya nanti adalah Ikrimah bin Abu Jahal.
Setelah sampai di Yaman, Ikrimah tidak menunggu lama. Dia langsung pulang ke Makkah. Namun demi keselamatannya, Ikrimah terpaksa menyamar karena takut dibunuh oleh mereka yang memusuhinya sebelum bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Kita kembali dulu kepada istri Ikrimah yang bernama Atikah. Istri Ikrimah kemudian menyusul ke Yaman. Dia ditemani Laila yang merupakan budak Afrika yang setia dan sudah masuk Islam. Dengan kesetiaan yang tinggi Laila menemani Atikah. Laila sangat kagum kepada Atikah karena kesetiaannya terhadap suami. Perjalanan jauh ditempuh dengan segudang bahaya, tapi Atikah tetap kukuh ingin bertemu dengan suaminya. Di Yaman kedua orang ini bertemu dengan Raja Yaman. Raja Yaman tanpa disangka tertarik dengan kecantikan Atikah bahkan kemudian dia berusaha ingin mengambil Atikah sebagai permaisuri, mendengar itu Atikah sangat marah dan ia dengan gagah berani menentang kehendak raja tersebut, sekalipun diancam Atikah mampu mempertahankan diri sebagai wanita suci. Apalagi dia merasa bahwa masih merupakan istri sah Ikrimah. Sang Raja ngotot, namun setelah dikatakan bahwa Ikrimah sudah dimaafkan Rasulullah SAW dan bisa saja meminta bantuan kepada beliau untuk memerangi Raja Yaman, akhirnya Sang Raja menyerah dan membiarkan Atikah dan Laila pergi ke Habsyah (Afrika). Laila yang menyaksikan keteguhan Atikah menjaga kehormatan mengatakan, “kalau Ikrimah tahu pengorbanan nyonya seperti ini, pasti Tuan Ikrimah semakin mencintai anda”.
Dari Yaman, Atikah dan Laila kemudian berangkat ke Habsyah. Sesampainya disana, Atika kemudian menemui Raja Habsyah. Sang Raja kemudian memberikan khabar gembira bahwa Ikrimah sudah bukan seperti yang dulu. Tentu saja Atikah dan Laila kaget. Atikah kemudian bertanya kepada Raja, “Siapa yang mengubah suamiku?”. Jawab Raja, “Allah” . Atikah berkata, “Saya pernah meminta Muhammad berdoa untuk Ikrimah, saya bersyukur Ikrimah mendapat hidayah. Tidak lama kemudian Sang Raja menganjurkan agar Atikah segera pulang ke Makkah. Atikah sangat mengagumi kebaikan Raja Habsyah ini karena telah memperlakukan dirinya dan suaminya dengan baik dan hormat.
Kembali ke Ikrimah. Setelah sampai di Yaman Ikrimah segera menuju Makkah dengan cara menyamar. Hal ini dilakukan untuk menghindari orang yang dendam terhadapnya. Ikrimah berhasil masuk dan segera menuju ka’bah untuk bertawaf. Dia kaget mendapati Makkah sudah berbeda, namun dia justru bersyukur karena hatinya kini diliputi kedamaian. Ikrimah mencari info siapa sajakah yang telah dimaafkan Rasulullah SAW. Semua penduduk yang ditanya mengatakan bahwa semua orang sudah dimaafkan Rasul kecuali satu orang, Ikrimah langsung menyebut namanya sendiri, dan banyak yang mengiyakan, bahkan mereka berjanji bila bertemu Ikrimah akan langsung dibunuh. Ikrimah sangat resah dengan hal ini, padahal saat itu ia ingin segera bertemu dengan Rasulullah SAW, bahkan dia akhirnya bisa melihat Rasulullah SAW dari jarak dekat, ingin rasanya segera dia memeluk Rasulullah SAW dan meminta maaf, namun perasaan itu dia tahan mengingat kondisi masih belum memungkinkan. Ikrimah memutuskan diri kembali kerumahnya. Sampai dirumah dia bertemu anaknya yang bernama Umar. Betapa bahagianya Umar bertemu dengan ayahnya ini. Namun Ikrimah kaget dan syok karena mendapati kabar bahwa Atikah telah menyusul dirinya ke Yaman dan Habsyah. Saat itu juga dia memutuskan kembali ke Yaman. Sang anak tentu khawatir mengingat masih banyak musuh Ikrimah di luar dan perjalanan yang penuh dengan bahaya. Ikrimah kemudian segera ke Yaman dengan memacu kudanya secepat mungkin, hingga akhirnya sampai ke Yaman. Sampai di Yaman dia dilecehkan raja mengenai istrinya, hingga akhirnya dia kemudian bertemu dengan Sang Kapten Kapal yang pernah ia kawal ke Habsyah. Sang Kapten memberi tahu bahwa istri Ikrima sudah kembali ke Makkah. Sang Kapten juga mengucapkan terima kasih karena berkat doa Ikrima dia selamat dalam pelayaran ke Habsyah. Ikrima akhirnya kembali lagi ke Makkah dengan cepat. Setelah beberapa hari dia melihat dua orang berbaju hitam, kemudian dia berteriak memanggil nama istrinya. Istrinya terkejut mendapati suaminya kembali…pecahlah tangis kebahagiaan antara kedua insan manusia. Karena cinta mereka yang tulus, akhirnya Allah pertemukan mereka ditengah padang pasir yang panas…Begitu gembiranya Ikrimah dan Atikah, kemudian mereka membebaskan budak mereka. Laila yang sudah dibebaskan berterima kasih namun dia selanjutnya tetap ingin mengabdi kepada Ikrimah, mengingat dulu dia juga pernah mengabdi kepada Abu Jahal dan selama mengabdi dia mampu menyembunyikan keislamannya hingga Abu Jahal mati dalam perang Badar.
KASIH SAYANG DAN PEMBERIAN MAAF RASULULLAH SAW KAPADA IKRIMAH BIN ABU JAHAL
Setelah bertemu dengan istri dan budak yang telah dimerdekakanya. Ikrimah kembali menuju Makkah. Kabar kedatangan Ikrimah akhirnya terdengar santer masyarakat Makkah.
Beberapa sahabat Ikrimah justru kesal dengan kedatangan Ikrimah, mengingat Ikrimah dulu pernah menghasut mereka untuk membunuh Rasulullah SAW. Pergunjingan juga banyak terlihat.
Ikrimah dan istrinya akhirnya sampai kerumah. Betapa senangnya anak mereka melihat ayah ibunya kembali. Ikrimah kemudian bertanya kepada umar, “Apakah masyarakat Quraish memperlakukanmu secara zalim ? “ Umar menjawab, : “tidak ayah, justru mereka melindungi aku dan keluarga”. Ikrimah bertanya kepada istrinya, “Apakah Muhammad mau memaafkanku?” Atikah menjawab, “Dia adalah seorang pemaaf, dan dirimu sudah dimaafkan,”. Ikrimah lega sekali.
Keesokan harinya Ikrimah mengutus Laila untuk menemui Rasulullah SAW. Ikrimah memberikan Laila berbagai macam hadiah yang diperuntukkan untuk Rasulullah SAW dan dia juga menyampaikan salam kalau dia ingin bertemu dengan Rasulullah SAW. Kedatangan Laila disambut hangat Rasulullah SAW, bahkan Rasulullah SAW sudah menanti kedatangan Ikrimah. Setelah dari tempat Rasul, Laila kemudian menjemput Ikrima. Kabar akan datangnya Ikrimah terdengar santer di Makkah. Ikrimah bersama istri dan anaknya kemudian memutuskan bertemu Rasulullah. Untuk jaga-jaga agar tidak terjadi insiden, Ikrimah membawa pedang. Sampai di depan kediaman Nabi pedang itu diserahkan kepada sahabat.
Kedatangan Ikrimah disambut hangat Rasulullah SAW dengan berdiri. Rasul berkata sambil tersenyum, “Selamat Datang Hai Pengembara….”. Ikrimah sangat terharu terhadap sambutan Rasulullah SAW. Dia berkata, “Tuan seorang yang baik, Maafkanlah segala kesalahan saya. Seandainya dulu saya datang sebagai seorang musuh, kini saya datang sebagai sahabat”. Rasulullah SAW menjawab, “Segala Puji Hanya Untuk Allah, Sesungguhnya Allah telah memberikan dirimu hidayah Ikrimah. Bergembiralah Ikrimah, Aku sudah memaafkanmu, Semoga Allah mengampuni segala kesalahanmu. Wahai Ikrimah, aku mengajakmu untuk masuk Islam”. Ikrimah mendapat ajakan Rasulullah SAW, langsung tercenung dan merenung..seolah memikirkan sesuatu, Umar sang anak langsung berkata, “Apakah ayah menolak menjadi orang yang beriman” Salah seorang sahabat Ikrimah yaitu Hammas, nyeletuk, “dia anak Abu Jahal, Kalau bapaknya Durhaka, anaknya pasti durhaka”. Betapa marahnya Ikrimah mendengar kalimat ini, namun dia berusaha menahan kemarahan ini. Rasulullah SAW kemudian kembali bertanya, “ikrimah, apakah kamu menolak ajakanku ?” Ikrimah menjawab, “wahai Rasulullah, berilah aku waktu satu minggu untuk memikirkannya”. Sayyidina Ali yang ada disitu bertanya, “kenapa harus satu minggu ? kenapa tidak sekarang?” Ikrimah menjawab, “Saya ingin masuk Islam karena bukan dibujuk Rasulullah, saya ingin masuk Islam atas kesadaran sendiri, saya tidak mau orang-orang menganggap saya memeluk Islam karena dibujuk Rasulullah SAW”. Orang-orang yang hadir pada saat itu, terutama Hammas melecehkan keinginan Ikrimah bahkan kemudian mencaci makinya, sehingga akhirnya membuat Ikrimah marah dan menantangnya berduel, tapi semua itu dicegah Rasulullah SAW. Rasul berkata kepada Ikrimah, “Ya Sudah, Tidak ada paksaan dalam Islam, Sesungguhnya hanya Allah yang dapat memberikan Hidayah. Gunakan waktu seminggu ini untuk berfikir sebelum membuat keputusan yang terbaik”. Ikrimah gembira dan pulang dengan hati tenang.
Sejak bertemunya Ikrimah dan Rasulullah, isu-isu mulai berkembang. Ikrimah selalu dilecehkan oleh sebagian besar masyarakat Quraish, nama bapaknya selalu disebut-sebut. Dia sering dihina dengan kata-kata, “Kalau bapaknya Abu Jahal Durhaka, tentu anaknya durhaka”. Dan salah satu orang yang menghina adalah sahabatnya sendiri, Hammas. Ikrimah sudah tidak tahan hingga dia menantang duel Hammas di padang pasir, tentu saja Hammas tambah kesal. Istri dan anak Ikrimah berupaya menenangkan Ikrimah. Tetapi hati dan perasaan Ikrimah sudah terluka ketika dia disamakan dengan bapaknya. Ikrimah berkata, “memang bapakku Abu Jahal orang yang durhaka, tapi kenapa kedurhakaannya disangkut pautkan dengan diriku ?” ujarnya dengan lirih. Dari peristiwa ini beliau kemudian mendatangi Sayyidina Ali untuk meminta pendapatnya. Sayyidina Ali kemudian menyarakan Ikrimah mendatangi Sayyidina Usman bin Affan, tapi Sayyidina Usman menyarankan kepada Sayyidina Umar bin Khattab, Sayyidina Umar justru menyarankan kepada Sayyidina Abu Bakar. Ikrimah merasa sedih karena merasa seperti tidak ditolong. Kemudian dia mendatangi Abu Bakar, ternyata Abu Bakar juga angkat tangan dan kemudian menyarankan untuk mendatangi langsung Rasulullah SAW. Ikrimah pun mendatangi Rasulullah SAW. Setelah mendengar keluh kesah Ikrimah, esoknya Rasulullah SAW naik mimbar dan berkata kepada kaum muslimin, “Kalian jangan mengaitkan Ikrimah dengan Abu Jahal, jangan pula kalian mencerca orang yang sudah mati”. Sejak adanya perkataan ini, orang-orang mulai mematuhi, mereka tidak lagi mencerca Abu Jahal, mereka juga tidak mentertawakan lagi Ikrimah karena dia anak Abu Jahal.
Pembelaan dan kasih sayang Rasulullah SAW tentu membuat Hammas semakin membenci Ikrimah, hingga suatu saat seperti janji mereka untuk berduel terjadi. Sebagai seorang Ksatria Quraish pantang bagi Ikrima untuk tidak melayani Hammas ini. Dia mendatangi tempat yang sudah disepakati, namun sebelum mereka bertanding, Ikrimah berkata, “Hai Hammas, cobalah kita menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin, engkau adalah sahabatku, marilah kita bersahabat kembali seperti waktu yang dulu…aku minta maaf jika pernah menyakitimu” Hammas menjawab, “Ah omong kosong, dulu kamu kan yang mengajak aku untuk membunuh orang Islam, bahkan Rasul sendiri akan kau bunuh ! “ . Ikrimah menjawab, “itu dulu, sekarang aku bukan Ikrimah yang dulu”. Hammas tidak memperdulikan perkataan Ikrimah. Dia kemudian menyerang. Tapi dia lupa yang dihadapi adalah salah seorang pendekar Quraish. Tidak lama Hammas kalah, tapi dengan liciknya Hammas memanggil teman temanya yang sudah siap, dan kemudian mereka mengeroyok bersama-sama Ikrimah. Ikrimah yang mendapat serangan puluhan orang melawan dengan gigih, namun karena dia sendiri lama-lama dia terdesak dan akhirnya memilih mundur. Dia dikejar…hingga pada satu tempat dia bertemu dengan sebuah pohon, dan tanpa diduga dia melihat cahaya yang berasal dari pohon tersebut dan tiba-tiba kuda yang dinaikinya menerjang ke pohon dan menghilang bersama dirinya !. Hammas dan kawan-kawan melongo kaget. Akhirnya mereka sadar kalau mereka telah berbuat zalim kepada Ikrimah dan akhirnya kemudian sepakat menemui Rasulullah SAW untuk minta maaf. Rasulullah SAW dan sahabat ketika mendapati cerita itu segera mendatangi pohon yang dimaksud. Tiba-tiba setelah didatangi Rasul. Pohon tersebut meliuk-liuk seperti ditiup angin kencang kemudian terbelahlah pohon itu dan keluarlah Ikrimah dengan kudanya.. Ikrimah segera mendatangi dan memeluk Rasulullah SAW, dia berkata, “Ya Rasulullah tolong selamatkan saya..” Rasulullah SAW menenangkan Ikrimah, dan beliau menyuruh Ikrimah untuk menceritakan keajaiban ini. Dengan penuh ketakutan, Ikrimah mengatakan kalau dirinya telah masuk kesebuah alam yang cukup aneh dan berlainan yang membuatnya merinding katakutan. Semua sahabat tertegun mendapat cerita Ikrimah. Rasul kemudian memerintahkan Ikrimah untuk memaafkan Hammas dan teman-temannya. Ikrimah memaafkan. Kemudian Rasul berkata, “engkau telah dua kali diselamatkan Allah, dan telah diberi kesempatan, maka masuk Islamlah Hai Ikrimah..”. Ikrimah akhirnya memutuskan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat Syahadat.
FROM ZERO TO HERO SEORANG IKRIMA
Masuk Islamnya Ikrima telah mengundang decak kagum masyarakat Quraish. Siapa sangka anak musuh besar Islam, Abu Jahal justru kini menjadi pemeluk Islam. Sejak masuk Islam perubahan besar-besaran terjadi pada diri Ikrimah. Dia mulai banyak berzikir, shalatnya selalu rajin dan setiap hari dia menghafal Al-Qu’an. Kebiasaannya ini bahkan membuat decak kagum Sayyidina Abu Bakar. Ikrimah bahkan memberikan seluruh hartanya kepada Rasulullah SAW. Dia mengajak istri dan anak-anaknya untuk hidup zuhud. Seorang bangsawan Quraih yang kaya raya setelah masuk Islam menjadi orang biasa dan hidup dengan kesederhanaan. Jika dulu ia memusuhi Islam, maka Ikrimah berikrar menjadi pembela Islam sejati. Sehingga Rasulullah SAW menjadi sayang terhadap dirinya. Suatu waktu Rasulullah bertanya kepadanya, “Ikrimah bagaimana perasaanmu setelah masuk Islam?” Ikrimah menjawab, “sebelum Islam aku sangat membencimu Ya Rasul, tapi sekarang kecintaanku terhadapmu melebihi segala galanya”. Rasul kemudian melanjutkan perkataannya, “apakah kamu tidak menyesal mengorbankan semua harta demi Islam?” Ikrimah menjawab, “dahulu saya menggunakan hartaku untuk memerangimu Ya Rasul, kini saya tebus untuk perjuangan Islam”. Rasul gembira mendengar jawaban Ikrimah, kemudian beliau melanjutkan perkataannya, “Hai Ikrimah maukah kamu aku berikan tugas yang berat?’ Ikrimah menjawab, “Demi Allah aku akan melakukan tugas yang diberikan engkau Ya Rasulullah..”. Rasul menjawab, “Engkau akan dilantik menjadi Amir di Hawazin, pergilah engkau bersama anak istrimu disana…” Ikrimah menjawab, “terima kasih Ya Rasul, aku berjanji akan melaksanakan semua amanan ini”.
IKRIMAH MEMBISIKAN ABU BAKAR AGAR MENENANGKAN UMAR PASCA WAFATNYA RASUL
Dalam peristiwa wafatnya Rasul, semua umat Islam merasa bersedih, termasuk Ikrimah, sekalipun dia tidak lama bersama Rasul, namun rasa cintanya begitu mendalam. Namun dalam kondisi tersebut dia melihat perilaku Umar bin Khattab yang menurutnya harus segera dihentikan karena dianggap membahayakan. Ikrimah segera menemui Abu Bakar agar menenangkan Umar yang sedang menghunus pedang karena merasa Rasulullah SAW tidaklah wafat dan menganggap bahwa berita wafatnya Nabi tidaklah benar. Abu Bakar setuju atas usul Ikrima, bahkan jika nanti Umar mengamuk, maka Abu Bakar meminta Ikrimah untuk menghadapi Umar. Abu Bakar meminta Ikrimah untuk tidak jauh dari dirinya. Ketika berhadapan dengan Umar, Abu Bakar tidak merasa takut, bahkan dia membentak Umar untuk diam, dan kemudian membacakan QS AL Imran 144. Begitu dibacakan ayat tersebut. Umar langsung jatuh terduduk dan menangis dan menyadari bawha Rasulullah SAW memang sudah wafat. Legalah hati Ikrimah dengan keadaan ini.
IKRIMAH TOKOH DIBELAKANG LAYAR TERPILIHNYA ABU BAKAR MENJADI KHALIFAH
Pasca wafatnya Rasulullah SAW, rupanya dilain tempat telah berkumpul beberapa umat muslim untuk menentukan pengganti Rasulullah SAW. Dan orang yang memberi tahu hal ini adalah Ikrimah. Mendengar hal ini akhirnya disepakati untuk segera menyelasaikan perkara di Tsaqifah ini. Sedangkan kepengurusan jenazah Rasulullah SAW untuk sementara diserahkan kepada Sayyidina Ali dan keluarga. Berangkatlah saat itu Ikrimah, Umar, Abu Ubaidah. Dalam pertemuan yang cukup menegangkan itu, atas berkat Rahmat Allah maka akhirnya justru Abu Bakarlah terpilih menjadi Khalifah. Bahkan Ikrimahlah yang memberikan pengumuman tentang pelantikan Abu Bakar di Masjid Madinah, bahkan dia berani berhadapan dengan beberapa orang munafik yang mempermasalahkan pengangkatan Abu Bakar menjadi Khalifah.
IKRIMAH MENUMPAS KAUM MURTADIN
Pasca wafatnya Rasulullah SAW, ternyata banyak yang murtad. Salah satu yang paling banyak murtadnya adalah Yamamah. Oleh karena itu Khalifah Abu Bakar kemudian mengadakan rapat dengan sahabat untuk mencari orang yang cocok untuk menumpas gerakan tersebut. Umar bin Khattab yang saat itu hadir, langsung mengusulkan nama Ikrimah bin Abu Jahal. Begitu mendengar nama Ikrimah,Khalifah Abu Bakar langsung tersenyum. Semua sahabat memuji usul ini, bahkan semua memuji pengorbanan Ikrimah setelah masuk islam, sehingga sangat wajar bila Ikrimah ini diusulkan, apalagi dia juga merupakan ahli perang dan pernah berhasil mengalahkan islam dalam perang Uhud. Ikrimah juga dikenal sangat taat kepada Rasulullah SAW. Ikrimah tentu saja kaget mendapat amanat seperti ini, namun karena dia orang yang taat terhadap pemimpin maka dia menerima amanat ini. Khalifah Abu Bakar juga mengingatkan agar Ikrima terlebih dahulu harus melakukan pendekatan persuasif, tidak boleh langsung melakukan perang. Perang adalah jalan terakhir.
Para pemuka Yamamah cukup kaget mendengar Ikrimah dijadikan panglima untuk menumpas kaum murtadin. Sebelumnya mereka tidak mengira, apalagi mereka ini kenal baik dengan ayah Ikrimah. Berbagai bujuk rayuan dilontarkan kepada Ikrimah, tapi Ikrimah tidak terpengaruh, hingga akhirnya terjadilah perang dahsyat. Dengan strateginya yang cerdas, Ikrimah berhasil menumpas kaum murtadin di Yamamah ini. Berita kemenangan Ikrimah ini disambut gembira oleh Khalifah Abu Bakar. Kepulangan Pasukan Ikrimah bahkan disambut hangat penduduk Madinah. Tidak salah Khalifah Abu Bakar memilih Ikrimah. Memang Ikrimah memiliki darah pejuang, berbeda dengan bapaknya !
IKRIMAH MENGALAMI KEKALAHAN MELAWAN NABI PALSU
Salah satu karir Ikrimah yang hampir membuatnya dikucilkan masyarakat Madinah adalah saat pasukannya mengalami kekalahan melawan Nabi Palsu Musailamatul Kadzab. Akibatnya banyak kaum muslimin yang menghujatnya dan kembali mengkait kaitkan dirinya dengan Abu Jahal. Hal ini mengundang keresahan Abu Bakar. Beliaupun kemudian memanggil para sahabat untuk merundingkan masalah ini. Semua sahabat-sahabat rata-rata memaklumi kekalahan Ikrimah, menurut mereka hal yang biasa dalam perang terjadi kalah, Umar bahkan memberikan nasehat, agar ikrimah dikirimkan kembali untuk membantu wilayah lain. Sedangkan tugas membasmi musailamatul Kadzab diberikan kepada Khalid dan Walid. Abu Bakar juga khawatir jika Ikrimah langsung pulang maka dia akan dihujat habis-habisan penduduk Madinah. Ikrimah sendiri terpukul dengan kekalahan itu, apalagi banyak pasukan Islam yang meninggal, dia menyesal tidak mengikuti Komando Khalifah. Tapi dibalik kekalahan itu akhirnya dia berikrar dan bersumpah untuk tidak kalah dalam pertempuran dalam membela Islam. Ikrimah pun gembira ketika utusan Khalifah Abu Bakar datang membawa surat yang isisnya memerintahkan Ikrimah untuk berangkat ke Oman dan Yaman untuk membantu pasukan Islam.
IKRIMAH PENCETUS PASUKAN BERANI MATI
Tibalah dipenghujung kehidupan Sang Petarung sejati in, semua tugas yang dilakukannya pasca melawan Nabi Palsu Musailamatul Kadzab berhasil diselesaikan dengan baik, semua pertempuran sukses besar, bahkan Ikrimah berhasil menyelesaikan tugas itu dengan diplomasi dan langkah-langkah brilian, dan semua itu didukung oleh Sayyidina Abu Bakar dan Sahabat, sehingga segala isu miring tentang dirinya terpatahkan.
Setelah menang dalam berbagai pertempuran, tibalah saat saat yang menentukan, dimana Ikrimah harus berangkat ke Yarmuk untuk menghadapi Pasukan Romawi yang berjumlah 230.000 ribu orang. Disana sudah ada Jenderal Perang Khalid bin Walid. Begitu sampai di Yarmuk, Ikrimah memutuskan langsung ikut menyerang, padahal pasukannya kelelahan. Namun semangat juang mengalahkan kelelahan itu. Khalid bin Walid yang sedang berada di pertempuran melihat Ikrimah dan pasukannya cukup kaget, dan dia juga melihat disekelilingnya sudah banyak orang Islam yang syahid, ditambah pasukan Ikrimah. Sehingga dia memutuskan untuk mundur, dengan berteriak dia memerintahkan semua mundur.
Dalam beberapa hari pertempuran belum terlihat tanda-tanda kemenangan Umat Islam, sedangkan di sana sini sudah banyak korban berjatuhan dari fihak Islam. Kekuatan memang tidak imbang, jumlah pasukan muslim hanya 30.000 orang, itupun hanya dilengkapi dengan senjata seadanya seperti pedang, panah dan tombak, sedangkan romawi persenjataannya saat itu sangat modern dan jumlah mereka hampir 8 x lipat.
Melihat itu semua, akhirnya Ikrimah menemui Khalid bin Walid, dia mengusulkan agar Khalid bin Walid membentuk pasukan berani mati. Khalid tentu tidak senang mendengar usul ini karena menurutnya akan membahayakan pasukan Islam sendiri. Namun Ikrimah dengan pendiriannya yang kokoh tetap ingin melanjutkan usul itu, kemudian Ikrimah mengajak dan menantang pasukannya, dia berkata, “siapa yang berani mati syahid?”. Mulanya satu dua orang saja, namun akhirnya terkumpullah 400 orang untuk siap menjadi pasukan berani mati. Semua bertakbir…Allahu Akbar !!! Allahu Akbar !!! Allahu Akbar….Khalid bin Walid berusaha menenangkan keadaan ini, namun kadung sudah terbentuk. Suaranya kalah oleh teriakan takbir.
Keesokan harinya 400 orang pasukan berani mati dengan dipimpin Ikrimah bin Abu Jahal menerjang benteng pasukan romawi seperti lepasnya anak panah dari busurnya. Keberanian pasukan berani mati ini menggetarkan nyali pasukan Romawi sehingga mereka kocar kacir. Ikrimah bertempur seperti banteng kelaparan, semua ketrampilan bertempurnya dkeluarkan, pedangnya mengayun kesana kemari menebas setiap pasukan Romawi yang mendekat. Keberanian yang ditunjukan oleh Ikrimah dan pasukannya telah membangkitkan semangat pasukan Islam. Khalid bin Walid sebagai Jenderal Perang langsung memerintahkan pasukan Islam untuk menggempur habis pasukan Romawi di Yarmuk. Perang dahsyat terjadi !. Perlawanan Sengit Ikrimah telah mengisnpirasi Khalid bin Walid bertempur seperti singa kelaparan, pasukannya seperti sudah tidak takut mati. Pasukan Romawi pun dibuat kocar kacir dan akhirnya benteng romawi yang ada di Yarmuk dapat direbut Umat Islam. Pasukan Islam akhirnya mengalami kemenangan gemilang.
IKRIMAH SYAHID
Perang usai, Khalid bin Walid mencari keberadaan Ikrimah. Berdasarkan Informasi, Ikrimah bersama dua saudaranya yaitu Al Harits dan Ayyash mengalami luka parah yang sangat. Dan saat itu mereka sedang berada di tenda. Khalid segera menemui sahabatnya itu, Melihat kondisi sahabatnya Khalid menangis haru. Ikrimah pun menangis haru, Ikrimah berkata, “apa yang saya lakukan ini tidak saya sesali, inilah pengorbanan saya untuk Islam”. Sambil menahan sakit, Ikrimah terus berkata, “saya pernah memerangi Rasul dan rela mengeluarkan banyak harta untuk memerangi Islam, namun Tuhan masih sayang kepada sehingga saya diberi hidayah. Setelah masuk Islam, saya menghabiskan harta demi Islam. Namun amalan saya masih belum mencukupi. Oleh karena itu saya ingin mati syahid. Bukankah Syahid itu balasannya surga ?
Khalid menjawab “benar sahabatku. Karena itu saya juga bercita cita mati syahid di medan perang, tetapi Tuhan belum memperkenankannya, nasib saudara lebih baik dari saya”.
Ikrimah menjawab , “Bernasib baik ? Apa maksud saudara ?”
Menurut Khalid, Ikrimah mengalami luka yang parah dan besar kemungkinan menemui syahid. Dia pasti mendapat ampunan jika ditakdirkan menemui ajalnya saat ini.
Ikrimah tersenyum…dan kemudian meminta tolong kepada Khalid, “saya merasa haus, berikan saya air untuk minum”
Khalid menyuruh seorang mengambilkan air untuk Ikrimah. Ikrimah berkata, “Mungkin, inilah minuman terakhir saya”.
Namun belum sempat Ikrimah meneguk air, Al Harrit yang merupakan saudaranya dan terbaring disebelahnya bersuara, “saya haus…tolong berikan saya air minum…” pintanya.
Ikrimah tidak jadi meneguk air yang diberikan Khalid, dia berkata, “saudara saya lebih memerlukan air. Berikan kepada dia” ujarnya.
Air diberikan Khalid kepad Al Harrits. Namun belum sempat air itu dicurahkan ke dalam mulutnya. Ayyas yang terbaring disebelah Al Harrist bersuara, “saya haus…Tolong berikan air…” pintanya.

Al Harrist tidak jadi meminum air. Dia menyuruh Khalid memberikan kepada Ayyash. “dia lebih memerlukannya daripada saya”. Ujar Al Harrist
Khalid berpaling kepada Ayyas karena hendak memberikan minum, tetapi Ayyas sudah meninggal dunia, Khalid mencoba memberikan minum kepada Ikrimah, tetapi dia juga sudah meninggal,lalu air itu hendak diberikan kepada Al Harrits tetapi dia juga sudah meninggal dunia.
Kini Ikrimah sudah tiada. Dia mati Syahid. Beliau mati dengan keridaan Allah. Ikrimah tidak pernah menyesal dengan jalan yang dipilihnya. Pengorbanan itu dilakukan demi Islam. Hanya untuk Islam. Dia mati dengan senyuman di bibirnya bagaikan tidak sabar mendapat surga dari Allah. Itulah Ikrimah, anak Abu Jahal yang sangat cinta kepada Islam.
"FROM ZERO TO HERO….."
Itulah pelajaran berharga dari seorang Ikrimah. Ayahnya memang musuh besar Islam. Tapi Allah takdirkan anaknya menjadi Pembela Islam Sejati. Ayahnya boleh membenci Rasul. Tapi anaknya dicintai Rasul....Itulah Ikrimah Pahlawan Sejati.....
Al Fatehah untuk Sayyidina Ikrimah Radialahu Anhu...
Disarikan dari buku : Ikrimah, Penentang Jadi Pembela oleh Abdul Latib Talib, Penerbit Madania Prima Bandung, 2008