Minggu, 14 Agustus 2016

"TERJEBAK" DALAM ACARA TAKBIR KELILING

Tadi jam 22. 30 saya pulang dari Mampang Prapatan Jakarta Selatan menuju Matraman Jakarta Pusat sempat "terjebak" dengan rombongan FPI yang sedang melakukan takbir keliling. Jumlahnya saya perkirakan 2500 s/d 3000 orang. Mereka sepertinya ingin "menggedor" dan "mengguncang" jalan-jalan raya Jakarta yang akan dilewati melalui acara takbir keliling.
NALURI saya sebagai seorang yang senang mengamati dan mempelajari suasana langsung saja "terbakar" melihat adanya mereka. Saya penasaran dan ingin membuktikan betulkah mereka ini "menyeramkan" ? Betulkah dengan adanya kegiatan takbir keliling Jakarta menjadi rusuh karena adanya FPI ?"
Dengan rasa penasaran, Pelan tapi pasti saya ikuti rombongan mereka mulai dari barisan belakang sampai depan. Saya amati wajah-wajah anggota FPI apakah "menyeramkan" atau "familier". Saya sempat bertanya sama istri, "kamu ketakutan gak ?" Dia jawab, "Ah biasa aja", "takut apaan..?.", "orang kita takbiran kok...."
Sebagai orang yang senang akan tantangan, saya juga merasa saat itu biasa-biasa saja, bahkan saya malah "menikmati" mereka bertakbir dan bersholawat, mengingat saya kemarin juga "berkoar-koar" mendukung adanya takbir keliling di Jakarta. Rupanya tanpa saya sangka Allah telah "memasukan" saya ke dalam rombongam FPI untuk "ikut" takbir keliling. Padahal mana saya tahu kalau FPI bisa berbarengan dengan kepulangan saya.
Jujur sih, melihat semaraknya mereka, saya sempat berujar, , "inilah Jakarta asli..." karena Dahulunya takbir keliling seperti ini sering dilakukan masyarakat Betawi dengan cara keliling kampung bahkan dengan pawai obor. Sesuatu yang kini jarang terlihat mengingat Jakarta sudah menjadi kota Metropolitan.
Dalam takbir keliling saya juga mengamati wajah-wajah Polisi yang menjaga setiap sektor, sepertinya juga biasa-biasa saja dan tidak ada ketegangan. Para peserta takbir keliling saya lihat juga tidak hanya FPI.
Yang unik bahkan bendera Palestina banyak dibawa mereka dan dikibar kibarkan. Memang seperti biasanya yang melanggar peraturan lalu lintas seperti tidak pakai helm atau duduk diatas kap mobil masih adalah apalagi diantara mereka banyak ABG. Lagipula kondisi seperti ini juga sering terjadi pada acara tahun baru, kampanye dan bolamania.
Tapi secara umum kalau saya lihat, kondisi acara teraebut baik, dan saya juga melihat tidak ada provokasi seperti yang selama ini saya dengar digembar gemborkan beberapa fihak, semua rata rata bertakbir dan bersholawat. Ada yang bawa perlengkapan Hadroh, beduk dan juga alat pukul sederhana.
Takbir keliling ini sepengamatan saya berlangsung dengan baik dalam perjalanan yang saya ikuti.. Semua memang tergantung adanya kerjasama semua fihak. Dan juga yang paling penting, baik tidaknya kondisi di lapangan itu tergantung KORLAP (Koordinator Lapangan) Dan DINLAP (Dinamisator Lapangan). Dan orang orang seperti inilah yang bisa menjaga pergerakan di lapangan terjaga dari provokasi dan penyusup. Semoga saja sampai selesai acara semua berjalan dengan baik.
FPI memang pro dan kontra, namun akan lebih adil menilainya kalau anda berani masuk kedalamnya untuk melihat dan membuktikan langsung apakah mereka itu "monster" atau "malaikat". Semua tergantung sudut pandang masing masing terutama dalam penilaiannya. Idealnya memang dalam menilai sesuatu haruslah berdasarkan fakta langsung bukan "katanya" dan bukan pula dari media yang "takut" untuk melihat langsung kondisi di lapangan.
CATATAN:
Penulis bukanlah anggota atau simpatisan FPI tapi hanya sebatas orang yang senang meneliti dan mengamati perilaku orang orang yang ada di lapangan. Jadi Insya Allah penulis tidak ada kepentingan apapun...