Minggu, 14 Agustus 2016

ZIARAH KE MAKAM KRAMAT CIKINI DAN HABIB ALI KWITANG

Untuk kesekian kalinya saya melakukan perjalanan ruhani dan wisata sejarah. Perjalanan saya lakukan pada hari ini tanggal 12 Juli 2016. Dan seperti biasa perjalanan ziarah ini saya selalu didampingi istri tercinta.
Kali ini makam yang saya datangi adalah makam Kramat Cikini yaitu Al Habib Abdurrahman Al Habsyi. Beliau adalah Ayah Habib Ali Al Habsyi atau Habib Ali Kwitang.
Siapapun mereka yang ada di Jakarta pasti mengenal Habib Ali Kwitang. Beliau adalah pakunya ulama Jakarta. Keberadaan beliau bahkan tidak hanya diakui di Jakarta saja bahkan pengaruh beliau sampai ke seluruh Indonesia dan juga beberapa manca negara.
Sejak tahun 1920an s/d 1969 Habib Ali Kwitang tidak bosan-bosannya untuk terus berdakwah. Majelis yang beliau adakan setiap minggu selalu didatangi puluhan ribu jamaah yang datang dari berbagai wilayah. Disamping majelis beliau juga mendirikan madrasah Unwanul Falah yang kesohor pada masa itu. Lulusan madrasah ini banyak yang menjadi ulama besar seperti KH Abdullah Syafi'i, KH Fathulah Harun, KH Tohir Rohili, dll.
Kebesaran seorang Habib Ali Al Habsyi atau Habib Ali Kwitang tidaklah perlu diragukan lagu. Semua kalangan mencintai dan mengaguminya. Mulai dari Presiden sampai rakyat jelata pengaruhnya sangat terasa. Beliau adalah seorang yang Al Allamah dan juga Al Arif Billah.
Kebesaran Habib Ali tentu tidak lepas dari peran serta ayahnya yang bernama Al Habib Abdurrahman Al Habsyi yang bertempat tinggal di Kampung Cikini Kecil. Sebuah wilayah tua Betawi Asli tapi keberadaannya kini tergusur oleh adanya pembangunan apartemen. Berdasarkan informasi ayah saya, di kampung Cikini Kecil itu dulu banyak dihuni para Jawara Betawi yang salah satu sahabatnya adalah Bir Ali. Dan Bir Ali ini tinggalnya tidak jauh dari makam Habib Abdurahman Al Habsyi.
Ada sebuah kejadian aneh yang terjadi beberapa tahun yang lalu tentang makam Habib Abdurrahman ini. Pada saat semua penduduk Kampung Cikini sudah habis digusur oleh salah satu pengembang, maka target selanjutnya dari pengembang tersebut adalah memindahkan satu-satunya bangunan yang tersisa yaitu makam Habib Abdurrahman Al Habsyi.
Tapi apa yang terjadi ? Ternyata beberapa kejadian aneh muncul...beberapa Deko tidak berfungsi untuk mengangkat tanah makam beliau. Padahal kiri kanan depan belakang makam Habib Abdurrahman sudah dijepit dan siap dipindah. Kejadian bertambah aneh ketika tiba-tiba banyak bermunculan mata air dari berbagai penjuru makam. Kondisi sekeliling makam Habib Abdurrahman sendiiri sudah tergali kurang lebih dua meter.
Adanya peristiwa akhirnya menjadi buah bibir masyarakat dan akhirnga berbondong bondonglah banyak dari mereka berdatangan melihat fenomena keajaiban tersebut. Beberapa ormas Islam akhirnya berinisiatif untuk mempertahankan makam tersebut dari ancaman dari pengembang. Pro dan kontra terjadi antara ahli waris dan pengembang.
Saya yang mendengar peristiwa tersebut akhirnya mendatangi makam Habib Abdurrahman untuk melihat suasana dan memang ternyata benar, makam beliau sangat terancam keberadaannya. Selain datang dan beriziarah saya juga melihat lokasi mata air yang mengalir. Air yang mengalir betul-betul deras dan akhirnya banyak diambil masyarakat. Karena penasarn sayapun termasuk orang yang mengambil air tersebut. Waktu itu saya penasaran karena ada kabar kalau air tersebut sangat "lain rasanya". Tanpa dimasak air itu saya minum dan memang terasa sekali air itu sangat segar.
Bagi saya ini unik apalagi saat itu sedang musim kemarau. Ada yang mengatakan kalau itu bekas pipa pam yang bocor. Tapi setahu saya air PAM itu airnya sering berbau kaporit dan kadang kotor. Sedangkan air yang muncul dari makam Habib Abdurrahman jelas bersih dan rasanya segar untuk diminum. Di sekitar makam juga tidak ada bekas bekas pipa PAM.
Mata air yang muncul akhirnya menimbulkan banyak pendapat. Ada yang menyebut bahwa itu adalah fenomena Alam, ada yang menyebut bahwa itu adalah Karomah Wali, ada juga yang mengatakan kalau peristiwa itu kebetulan saja. 
Yang jelas dengan adanya peristiwa tersebut semakin banyak fihak yang datang berziarah secara bergelombang. Pengembang juga sepertinya mulai hati hati mengingat banyak fihak yang bersikeras untuk mempertahankan tanah makam. Perundingan pun diadakan oleh beberapa fihak dan hasil akhirnya disepakati kalau makam Habib Abdurrahman akan tetap dipertahankan dan juga akan dipugat serta dibuat jalan khusus.

Akhirnya sekarang ini anda bisa melihat kondisi makam Habib Abdurrahman yang sudah berbentuk bagus dan bisa diziarahi.
Untuk ke makam ini anda harua menyusuri kali Ciliwung dari mulai arah Jalan Raden Saleh Jakarta Pusat dan bisa ditempuh dengan motor atau mobil. Posisi makam berada tidak jauh di belakang masjid Al Makmur atau samping persis TIM (Taman Ismail Marzuki)