Senin, 29 Februari 2016

PERISTIWA GAIB, BARAKAH DAN MUKJIZAT KENABIAN MUHAMMAD SAW

1. Lahir sebagai seorang Ummi (tuna aksara) hingga dewasa dan setelah beliau menjadi Rasul mampu menunjukkan kesalahan kesalahan kitab suci yang terdahulu.
2.Al Qur'an yang sampai saat ini tidak ada yang mampu untuk menjawab tantangan membuat satu surat saja.
3.Bulan terbelah, lihat di surat Al Qomar ayat 1 dan 2. Ini untuk menjawab tantangan kafir quraish
4. Matahari mundur sesaat, setelah terbenam, terjadi pada saat Nabi SAW berada di Madinah, banyak sekali riwayat tentang hal ini.
5. Benda benda berbicara, seperti makanan bertasbih pada saat di tangan beliau dan hendak disantap dan juga beberapa buah batu saat beliau pegang.
6.Pohon pohon berbicara, setiap pohon dan batu yang dilewati selalu mengucapkan salam.
7.lengkan pintu dan tembok yang mengamini saat beliau mendoakan saudara misannya (anak anak Al Abbas).
8.Gunung dan bukit berbicara.Saat berjalan di gunung Uhud Rasul menegur agar Gunung Uhud tidak bergerak gerak (gempa) karena distu ada Rasul, abubakar, umar dan usman.
9.Bukit Tsabir dan bukit Hira berbicara. Bukit Tsabit menyuruh Rasul turun karena tidak mau Rasul terbunuh di tanahnya dan sang bukit takut tertimpa adzab, dan bukit hira ketika mendengar suara bukit Tsabit langsung meminta Rasul bersembunyj dibukit Hira.
10.Batang pohon berjalan mendekati RASUL kejadian ada di Mekkah sebelum hijrah, Rasul memanggil pohon di seberang lembah kemudian memerintahkannya kembali ketempat asal.
11.Batang kayu merintih dan mengeluh. Peristiwa saat Rasul akan khutbah kayu yang diinjak patah, dan kemudian kayu tersebut merintih dan mengeluh seperti anak kecil karena ingin terus mendampingi Rasul, kemudian kayu yang patah itu digabungkan dan akhirnya dikuburkan para sahabat.
12.Unta sujud sambil mengeluh kepada Rasul karena dipekerjakan secara terus menerus oleh majikannya tanpa kenal lelah. Peristiwa terjadi di madinah.
13.Srigala yang ditangkap tiba tiba memperkenalkan seorang Arab Badui tentang Kenabian Rasul di Madinah dan Si Badui kemudian membuktikan kebenaran ucapan srigala dan akhirnya masuk islam.
14. Srigala duduk bersimpuh di hadapan Nabi dan kemudian dia bicara kepada Rasul bahwa binatang ini mewakili srigala lain untuk meminta sebagian ternak agar diberikan karena binatang binatang tersebut kelaparan.
15.Biawak menjadi saksi tentang kenabian beliau.Seorang Arab badui pemburu biawak menantang Nabi untuk berbicara kepàda biawak tentang Kenabian, setelah biawak itu bicara si Arab Badui seketika masuk Islam.
16. Kijang minta pertolongan NABI SAW. kijang mengadu karena belum menyusui anaknya sedangkan saat itu dia tertangkap Arab badui. si Kijang berjanji setelah menyusui akan kembali. Setelah si kijang kembali, Arab Badui masuk Islam di hadapan Rasul.
17.Hewan piaraan betah melihat Rasul. Para sahabat yang mempunyai piaraan binatang jinak, bila melihat Rasul, binatang tersebut keluar kandang dan mondar mandir dihadapan Rasul. Setelah Rasul pergi binatang binatang itu masuk kandang kembali.
18. Air memancar dari selah selah jari. Terjadi pada saat perang tabuk dimana para sahabat, binatang kehausan dan juga pada saat beliau bepergian disebuah daerah yang dilanda musim kemarau. Begitu banyaknya air sampai sampai banyak yang membawa wadah dan minum sepuasnya.
19.Air bekas basuhan dan tangan beliau dimasukan kedalam sebuah sumur yang airnya sangatv sedikit, tiba tiba tidak lama kemudian air memancar dengan deras dari sumur itu dan mampu membuat pasukan perang minum sepuas puasnya dan.kelak tempat di sekitar sumur itu menjadi makmur.
20.sebuah kubangan air yang sudah kering menjadi menggelegak airnya setelah ditancapkan anak panah.
21.Tempat air yang terbuat dari kulit milik seorang wanita mampu memenuhi kebutuhan rombongan Rasul untuk minum, wudhu dan sebagaj perbekalan, padahal qirbah itu bentuknya kecil dan hanya bisa digunakan untuk minum beberapa orang saja.
21.Memperbanyak makanan yang sedikit, terjadi pada saat perang Khandaq yang berkaitan dengan sahabat Jabir Ra.
22. Makanan yang dikumpulkan Umar bin Khattab dari pasukan muslimin setelah didoakan Rasul menjadi melimpah ruah.
23.Hidangan kue seperti kurma, samin dan terigu untuk membuat kue kue yang nanti dihidangkan kepada tamu dalam jumlah sedikit menjadi banyak setelah Rasul mempersilahkan tamunya mengucapkan basmalah.
24.Menyembuhkan orang cacat jasmani.
25. Berbicara dengan orang yang sudah mati.
26. Berbicara dengan anak yang masih dalam buaian.
27.Ayah ibunya dihidupkan kembali untuk menyatakan keimanan kepada Rasul.
28.Menyembuhkan perempuan tua yang buta untuk kemudian bisa melihat normal.
29.Orang yang hidup sesudah mati. Terjadi pada seorang tokoh Anshor yang bernama Zaid bin Kharijah yang hidup lagi dan membenarkan Kenabian dihadapan masyarakat Madinah dan juga disaksikan Nabi..
30. Seorang bayi bicara dengan Nabi dan ketika dewasa baru bisa bicara, namanya Al Mubarak Al Yamamah.
31.Menyembuhkan pipi terluka (menambal) dan mengembalikannya seperti semula. Terjadi pada sahabat yang bernama Qatadah yang pipinya hancur karena sabetan pedang dan kemudian wajahnya disembuhkan Rasul dengan mengambil daging dari tangan Qatadah dan sembuhlah pipinya bahkan semakin tampan.
32.Menyembuhkan mata Sayyidina Ali dengan ludah beliau pada saat perang khaibar. Sejak saat itu Ali tidak pernah sakit mata.
33. Menyembuhkan patah tulang seketika itu juga. Peristiwa terjadi pada perang khaibar dan dialami sahabat Salamah yang terpukul kakinya hingga patah.
34.Mengembalikan penglihatan yang hilang. Dialami oleh sahabat Fudaik yang berusia 80 tahun yang menderita kebutaan karena racun ular berbisa yang menggitnya. Rasul menolong dengan cara meniup matanya.
35.mengembalikan bola mata yang tercungkil. Terjadi pada perang Badr dan dialami sahabat Rifaah bin Rafi.
36.Menyembuhkan bahu yang patah secara seketika.
37.Menyembuhkan mata Abu dzar ghifari yang luka parah pada saat itu juga.
38. Menyembuhkan luka luka pada betis salamah bin akwa.
39.menyembuhkan luka luka Thalhah dengan cara diusap usap dan langsung sembuh saat itu.
40. Menyembuhkan kaki terkilir saat itu juga.
41.Menyembuhkan luka Abu qotadah dengan ludah.
42.sayyidina ali ra tidak merasa sakit mata dan pusing sejak diusap wajahnya.
43.Menyembuhkan tangan kanan yang lumpuh milik sahabat Jurhud, sejak saat itu tangannya tidak pernah sakit.
44. Merubah wajah Al Hariat bin Amr As Sahni berubah tampan padahal tadinya tampak buruk.
45. Mengembalikan penglihatan ayah hubaib bin farik yang sudah buta.
46.Menyembuhkan sakit akibat sengatan kalajengking yang dialami Tarq bib Ali.
47. Menyembuhkan luka parah pada wajah abdullah bin anis dengan cara ditiup, seketika itu langsung sembuh.
48. Menyembuhkan kaki yang patah dengan ludah.
49. Menyadarkan orang pingsan dengan cipratan air wudhu.
50. Menyembuhkan luka berdarah dengan ludah dan diusap pada saat perang khandaq.
51.menyembuhkan kaki komandan perang yang sakit dengan membaca bismillah.
52. Menghentikan kebiasaan perempuan yang berlidah tajam dan pedas dengan cara memberikan dendeng daging yang dikunyahnya kepada wanita tersebut, sejak saat itu berhentilah kebiasaanya tersebut.
53.menyembuhkan penyakit yang diderita Usman bin Al Ash yang bisa menyebabkan kematian.
54. Menghilangkan penyakit mudah lupa.
55. Mampu Menyembuhkan penderita sakit jiwa.
56.mampu menyembuhkan penyakit gila.
57.menyembuhkan luka luka Muhammad bin Hathib dengan ludah.
58. Menyembuhkan penyakit pecah kulit di telapak tangan atau telapak kaki salah seorang sahabat.
59. Membuat sahabat yang diberi nama Safinah mampu membawa beban seberat apapun setelah didoakan.
60.Mampu membuat sejuk ditubuh salah satu sahabat dengan cara diusap.
61. Salah satu bagian rambut sahabat yang pernah diusap beliau tidak beruban walaupun sahabat tersebut sudah 100 tahun.
62. Seorang wanita yang bernama Al Umm Al Azhar menjadi seorang tekun beribadah dan solehah setelah Rasul memberkahi tangannya.
63.menyembunkan penyakit kulit dan bentol bentol yang parah pada sahabat dengn menggunakan ludah beliau.
64.bekas sentuhan tangan Rasul masih ada bekasnya pada diri salah seorangv sahabat yang bernama Aidz bin Amr.
65.ukuran bayi yang kecil yang seharusnya seperti bayi lain menjadi cepat panjang pertumbuhannya setelah diusap usap Rasul.
66.membuat kedua cucu beliau terdiam dan tenang setelah menjulurkan lidahnya dan kemudian lidah itu dihisap hisap kedua cucunya lalu mereka terlelap tidur setelah sebelumnya kelaparan dan kehausan.
67. Membuat lidah yang kaku dan cadel seorang sahabat menjadi fasih setelah ditiup beliau.
68. Wajah salah satu sahabat yang diusap beliau masih segar sampai sahabat itu wafat.
69. Menyembuhkan sakit stroke saat itu juga dengan usapan tangan beliau.
70. Menyembuhkan sakit kepala sahabat dengan cara dicubit cubit keningnya, saat itu sahabat tersebut langsung sembuh.
71.rambut yang pernah diusap pada seorang anak kecil lebih cepat tumbuhnya dibandingkan dengan rambut yang lain...
72.membuat unta yang lemah dan kurus kering menjadi sangat perkasa setelah dihentakkan.
73. Menjadikan kambing perahan susunya tidak habis habis dan melimpah ruah.
74.mencampakkah pasir ke muka kaum musyrikin hingga mata mereka tidak dapat melihat.
75. Berhala jatuh bergelimpangan karena ditunjuk beliau.
76. Mengetahui lebih awal bahwa rayap akan memakan kertas perjanjian (SHAHIFAH).
77. Mengetahui kelak pasukan muslim akan membongkar harta karun keluarga persia.
78.mengetahui siapa saja yang akan gugur dalam perang berikut tempat dimana orang tersebut gugur.
79. Mengetahui nasib akhirat seorang yang mengaku islam bertempur hebat tapi kemudian bunuh diri.
80. Mengetahui akan kedatangan angin ribut atau angin topan.
81. Mengetahui nasib Amr bin Yasir yang akan dibunuh sekelompok orang durhaka.
82.mengetahui nasib abu dzar al gifari yang akan diasingkan.
83.mengetahui bahwa sayyidina hasan akan mendamaikan dua golongan muslim yang saling bermusuhan.
84. Mengetahui bahwa Sayyidina Usman akan masuk surga atas perjuangannya menahan cobaan.
85. Mengetahui barang barang yang disembunyikan milik seorang Yahudi.
86.mengetahui rahasia seorang Abu Sufyan.
87. Mengetahui daging kambing yang akan dimakan karena berasal dari yang haram.
88. Menyatakan bela sungkawa terhadap sahabat yang gugur padahal belum ada yang melapor.
89. Mengetahui hasil perang khandaq sebelum menyerang.
90.mengetahui bahwa Islam akan menang sampai di seberang lautan.
91. Mengetahui nasib sayyidina ali yang terbunuh dengan cara ditebas keningnya dengan pedang hingga darah mengalir keseluruh kepala dan janggut Ali.
92. Mengetahui bahwa setiap manusia ada setan yang mengikuti seseorang.
93.dapat melihat yang berada dibelakang punggung beliau.
94.mengetahui siapa sahabat yang solat khusuk atau tidak.
95.dapat melihat di dalam gelap dan terang.
96. Turunnya hujan dengan lebat saat beliau baru mengangkat tangan ingin berdoa.
97. Pernah berdooa untuk abu lahab atas kejahatannya agar nantu daganganya dimakan srigala dan ternyata benat terjadi.
98.mampu membuat udara dingin menjadi sejuk.
99. Menyembuhkan pamannya abu thalib dengan doanya seolah Abu Thalib baru lepas dari pasungan..

Semua kejadian ini banyak terdapat dalam berbagai riwayat yang ditulis oleh para ulama yang terpercaya, baik itu yang bersumber dari Alquran, hadist maupun riwayat dari para sahabat, bagi mereka yang meragukan hal diatas itu salah satu ciri ciri iman yang lemah dan minim pengetahuan akan sejarah Nabi Muhammad Saw secara utuh. Dan untuk menyikapi itu harus dengan hati dan iman bukan melulu mengagungkan logika kita....
Wallahu Alam bisshowab...
Sumber :
SYEKH YUSUF AN NABHANI (TERJ. HMH AL HAMID AL HUSAINI). PERISTIWA GAIB, BARAKAT DAN MUKJIZAT KENABIAN MUHAMMAD SAW, BANDUNG : HIDAYAH, 2006.

Kamis, 25 Februari 2016

"HITAM PUTIH" ORANG CHINA DI INDONESIA

Unik jika bicara sejarah panjang bangsa yang satu ini....kadang kita benci tapi kadang juga senang...
Sejarah bangsa china memang sangat panjang di negeri ini, sejak dahulu mereka ini selalu saja mewarnai perjalanan bangsa...

Dalam keterangan sejarah yang ada, kita mungkin pernah membaca pada fase kerajaan Majapahit dimana salah satu utusan mereka dipotong kupingnya karena ingin majapahit tunduk terhadap kekuasaan china

Sementara itu beberapa puluh tahun kemudian mereka juga pernah mengutus Laksamana Muhammad Cheng Ho untuk menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai kerajaan di Nusantara. Bahkan dalam perjalanan titian muhibah itu telah berhasil dicatat dan didokumentasikan oleh salah satu juru tulis mereka yang bernama Ma Huan yang juga seorang muslim, bahkan nanti dari catatan Ma Huan inilah bisa diketahui bagaimana wajah kehidupan berbagai suku dan kerajaan di negeri ini.

Dalam beberapa hubungan bahkan Sayyid Ibrahim as samarkondi atau ibrahim asmoro telah memperistri salah satu putri kaisar china, sayyid ibrahim asmoro adalah ayah Sunan Ampel. Hubungan lain yang juga tidak bisa dibantah adalah istri Sunan Gunung Jati yang bernama Ong Tien adalah juga putri kaisar china, bahkan disekitar makam sunan gunung banyak pernak pernik dari china. Salah satu guru Sunan Kudus bahkan seorang ulama yang asli china, begitu juga beberapa penyebar islam yang ada di Palembang pada masa lalu juga ada yang dari keturunan china dan masih banyak lagi tokoh tokoh besar masa lalu yang menikah dan mempunyai hubungan baik dengan orang china.

Selanjutnya silih berganti mereka mendatangi negeri ini untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mulai dari wilayah Tuban, gresik, surabaya, demak, cirebon, banten, jayakarta, lampung, palembang mereka datangi, kebanyakan untuk berdagang. Penjajah yang melihat banyaknya imigran china tentu sangat senang mengingat sepak terjang mereka dalam berusaha terkenal ulet juga loyalitas dengan penguasa setempat cukup baik, tidak heran dalam sejarah yang ada seperti sejarah Jakarta, Jan Pieterzoon Coen saja mempercayai Sow Beng Kong yang merupakan sahabatnya untuk ikut membantu membangun negeri Batavia yang baru. JP Coen sepertinya lebih percaya orang china daripada pribumi yang menurutnya tidak bisa dipercaya.

Sejak saat itulah bangsa china di negeri ini ditempatkan satu tingkat diatas bangsa pribumi yang sering disebut oleh penjajah sebagai bangsa INLANDER. Bangsa China pada waktu itu betul betul mendapat dispensasi khusus oleh pemerintah penjajah belanda, sekalipun demikian pernah juga terjadi dimana etnis china dihabisi penguasa batavia pada peristiwa angke, karena dituduh berontak, walaupun dalam satu riwayat dikatakan bahwa sebagian besar yang dihabisi adalah china Islam.

Sejak peristiwa angke, gesekan demi gesekan sering terjadi antata pribumi, penjajah dan bangsa china. Anehnya jarang kita dengar terjadi gesekan antara orang Arab dan Pribumi begitu juga arab dan penjajah.

Status sosial bangsa china yang sejak dahulu dianak emaskan telah membuat sebagian mereka bertindak layaknya seperti penjajah, mereka banyak yang menguasai tanah tanah rakyat, seolah telah menjadi Tuan dinegeri sendiri, mereka yang jadi Tuan Tanah bisa berhubungan baik dengan penguasa, bahkan bisa memberikan "nasehat" dalam beberapa kebijakan penguasa yang sudah tentu menguntungkan mereka, sedangkan bagi oranh china yang miskin nasibnya sering dipandang sebelah mata bahkan sering "dicekoki" candu, bagaimana dengan nasib pribumi ? Nasib pribumi seperti layangan kertas yang mudah untuk dicabik cabik.

Dalam sejarah yang ada, gesekan antara penjajah, china dan pribumi misalnya pada meledaknya perlawanan Pendekar Pituan Pitulung di Jayakarta. kasus Pitung yang dimana tanah leluhur mereka dirampas beberapa Tuan Tanah China yang didukung pemerintah Belanda telah menciptakan friksi yang cukup tajam antara pribumi dan tuan tanah yang didukung penjajah dan orang orang bayaran. Sejak mulai dari dirampasnya tanah Pitung inilah mulai timbul kebencian akan penindasan dan kesewenang wenangan para Tuan Tanah dan Penjajah.

Adanya friksi ini pada akhirnya menimbulkan sikal perlawanan kolektif. Suasana semakin panas tatkala belanda telah berhasil mengadu domba antara pribumi dengan pribumi.

Tapi betapapun demikian ternyata tidak semua orang china bersikap seperti para Tuan Tanah ini..beberapa orang china yang ada di daerah lain bahkan ada juga yang pernah terlibat dan membantu perekonomian rakyat bahkan juga ikut dalam dakwah dakwah islamiah, pada masa perjuangan bangsa mereka juga ada yang membantu, dan mereka itu tersebar di berbagai wilayah nusantara.

Peristiwa sejarah yang dirunut satu demi satu ini telah banyak menciptakan berbagai pendapat mengenai orang china yang ada di Indonesia ini. Ada yang bersikap anti ada juga yang bersikap terbuka. Penilaian ini semakin muncul tatkala pada masa Bung Karno orang orang china mendapat tempat di hati pemerintahan saat itu serta mendapat dukungan dari PKI. Tapi jangan lupa ada pula mereka yang tidak sependapat dengan langkah politik yang terlalu dekat dengan china. Tidak kalah berbeda pula pada masa orde baru, Pak Harto bahkan sangat memanjakan beberapa orang china seperti bob hasan, liem swie liong, ciputra, dll, dalam mendapatkan kemudahan usaha, bahkan konglemerat berdarah china bisa sangat dekat dengan kekuasaan sekecil apapun, gurita para konglomerat china bahkan sangat kuat melekat pada beberapa kebijakan Pak Harto.

Kita sebagai bangsa pribumi memang tidak bisa menafikan keberadaan mereka di negeri ini, mereka mungkin ada yang pernah menyakiti pribumi tapi tidak sedikit pula yang pernah membela kepentingan pribumi, mungkin kita masih ingat nama John Lie, Tan Joe Hok, Masagung, Yunus Yahya, Hembing, Liem Swi King, Cun Cun, Soe Hok Gie, Jacob Tung (ayah Yorris Raweyai), Alvin Lie, Tan Tjeng Bok, Mak Wok, Kwik Kian Gie, Deddy Coubuzer,Jaya Suprana, Rio Haryanto dan segudang nama lain yang mempunyi kontribusi besar terhadap bangsa ini, tapi disisi lain kita juga tidak akan lupa dengan tingkah pola para konglomerat hitam yang banyak membawa kabur uang rakyat kenegeri lain dan mereka banyak yang berdarah china. Belum lagi beberapa perusahaan besar yang merugikan negara dimana pemiliknya orang china..

Inilah wajah hitam putihnya mereka....

BILA DEMIKIAN......

LANTAS DIMANAKAH POSISI MEREKA YANG SELAYAKNYA KITA TEMPATKAN SAAT INI ?

Kita akan menempatkan mereka selayaknya sama seperti pribumi yang lain, selama mereka menempatkan diri sebagai satu kesatuan dengan bangsa ini, mereka wajib kita hormati dan apresiasi. Sekalipun di dalam diri mereka mengalir darah china, maka patriotisme diri mereka sebagai bangsa inj wajib didahulukan ketimbang negeri leluhurnya, namun kalau mereka lahir dan besar di negeri ini tapi mereka mengutamakan negeri leluhurnya apalagi melupakan merah putih maka sudah jelas dia bukan anggota bangsa ini dan wajib hukumnya kita mengingatkan kepada mereka agar mengingat betul kalimat ini "DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG" dan ingat juga kalimat ini "DIMANA ENGKAU TINGGAL MAKA DISITULAH TUMPAH DARAHMU SAAT ITU......"

BIOGRAFI GRAND SYAIKH AL-AZHAR, SYAIKH AHMAD ATH-THAYYIB AL HASANI


Daftar Isi:
1. Kelahiran Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
2. Pencarian Ilmu Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
3. Karir Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
4. Kepribadian Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
a. Syaikh yang Zuhud
b. Syaikh yang Penyayangc. Pemimpin yang Pengertian
5. Akhlak Syaikh Ahmad Ath-Thayyib terhadap Orang yang Memusuhinya
1. Kelahiran Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
Beliau adalah imam agung Syaikh al-Azhar Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Thayyib. Lahir pada tanggal 3 Shafar 1365 H, bertepatan dengan tanggal 6 Januari 1946 M di sebuah daerah di provinsi Qina, Mesir sebelah selatan. Beliau lahir dari sebuah keluarga yang memiliki nasab yang bersambung kepada Imam Hasan bin Ali bin Abi Thalib Kw. Sejak kecil beliau gemar menghadiri majelis perdamaian antar suku yang diadakan oleh kakeknya Syaikh Ahmad Thayyib dan ayahnya Syaikh Muhammad Thayyib, bahkan beliau pun tetap mengikuti majelis itu ketika telah menjadi Syaikh al-Azhar saat pulang ke kampung halamannya.
2. Pencarian Ilmu Syaikh Ahmad Ath-Thayyib.
Masa kecilnya beliau habiskan di kampungnya. Kemudian beliau belajar di madrasah al-Azhar, beliau menghafalkan al-Quran dan mempelajari dasar-dasar ilmu dengan metode al-Azhar. Setelah menyelesaikan sekolah menengah di madrasah al-Azhar, beliau masuk ke Universitas al-Azhar fakultas Ushuluddin jurusan Akidah dan Filsafat hingga lulus pada tahun 1969. Beliau pun meneruskan pendidikannya di jurusan yang sama di Universitas al-Azhar hingga mendapatkan gelar Doktor pada tahun 1997.
Jenjang Pendidikan Syaikh Ahmad Ath-Thayyib:
· Gelar Doktor dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1977.· Gelar Master dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1971.· Gelar Sarjana dalam Akidah dan Filsafat Universitas al-Azhar tahun 1969.· Ia pernah pergi ke Perancis selama enam bulan untuk mengadakan penelitian di Universitas Paris dari bulan Desember 1977 hingga 1978.
3. Karir Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
Karir dalam Pendidikan Syaikh Ahmad Ath-Thayyib:
· Profesor tahun 1988.· Pembantu Profesor tahun 1982.· Dosen tetap tahun 1977.· Dosen pembantu tahun 1971.· Guru praktek tahun 1969.
Karir Syaikh Ahmad Ath-Thayyib:
· Syaikh al-Azhar (19 Maret 2010-sekarang).· Rektor Universitas al-Azhar (28 September 2003 – 19 Maret 2010).· Mufti Negara (10 Maret 2002 – 27 September 2003).· Pernah menjadi dekan Fakultas Ushuluddin di Universitas Islam Internasional di Pakistan.· Pernah menjadi wakil dekan Fakultas Dirasat al-Islamiyah wa al-`Arabiyah di kampus al-Azhar putra di Aswan.· Pernah menjadi wakil dekan Fakultas Dirasat al-Islamiyah wa al-`Arabiyah di kampus al-Azhar putra di Qina.
Karir Syaikh Ahmad Ath-Thayyib di Luar Negeri:
· Pengajar di Universitas Imam Muhammad bin Sa`ud di Riyadh.· Pengajar di Universitas Qatar.· Pengajar di Universitas Emirat.· Pengajar di Universitas Islam Internasional di Islamabad, Pakistan.· Al-Janib al-Naqdi fi Falsafah Abi al-Barakat al-Baghdadi.· Mabahits al-Wujud wa al-Mahiyah min Kitab al-Mawaqif, 1982.· Mafhum al-Harakah bayna al-Falsafah al-Islamiyah wa al-Markisiyah, 1982.· Madkhal li Dirasah al-Manthiq al-Qadim, 1987.· Mabahits al-`Illah wa al-Ma`lul min Kitab al-Mawaqif, 1982.· Penelitian dalam bidang Filsafat Islam bersama para peneliti lain di Universitas Qatar pada tahun 1993.· Komentar terhadab bab ketuhanan dari buku Tahdzib al-Kalam milik Imam Taftazani, 1997.
4. Kepribadian Syaikh Ahmad Ath-Thayyib
Akhir-akhir ini beberapa media yang tak bertanggung jawab atas sumbernya, gencar memberitakan sosok nomer wahid di lembaga Islam tertua dan terbesar sedunia, al-Azhar asy-Syarif. Media-media yang sarat akan bau politik itu mencerca, menghina, melecehkan, menistakan dan menuduh Grand Shaikh al-Azhar, al-Imam al-Akbar Syaikh Ahmad Thayyib dengan dakwaan yang tak benar adanya.
a. Syaikh yang Zuhud
Syaikh Ahmad Thayyib adalah seorang ulama yang sangat zuhud dan mengaplikasikan norma-norma agama melalui ilmu syariat dan tasawuf. Beliau menjadi salah satu pimpinan tarekat tasawuf di tanah kelahirannya di daerah Luxor setelah ayahanda beliau wafat. Sisi kehidupannya yang nyufi ini terbukti dengan beliau menyewa sebuah rumah di kawasan Nashr City dalam jangka waktu yang sangat panjang. Beliau hanya tinggal seorang diri lantaran keluarga beliau berada di Luxor.
Setelah beliau ditetapkan menjadi Grand Syaikh al-Azhar, pemilik rumah yang disewa oleh Syaikh Thayyib, menggratiskan rumah itu untuk Syaikh sembari berkata kepada beliau: “Ya Syaikh, engkau sekarang menjadi Imam Besar al-Azhar, jangankan hanya rumah sederhana ini, Anda pun berhak menunjuk sebuah fila di bilangan Tajammu’ dan saya yakin tak seorang pun yang akan menolak permintaan Anda itu.”
Syaikh Thayyib hanya menganggap pernyataan pemilik rumah itu sebagai lelucon, meskipun si pemilik rumah itu mengutarakannya dengan penuh sungguh-sungguh. Dan Syaikh Thayyib pun tetap membayar sewa rumah itu.Seorang pakar hukum dan pengacara senior, Prof. Dr. Jabir Jad Nasshar dalam tulisannya di sebuah media lokal Mesir, membuktikan bahwa Syaikh Thayyib benar-benar orang yang jauh dari kegelimangan harta. Ia pernah dihubungi oleh salah satu konsultan Grand Syaikh al-Azhar, bahwa Syaikh Thayyib enggan menerima gaji sebagai Grand Syaikh al-Azhar, yang saat itu gaji sebagai Grand Syaikh al-Azhar mencapai kelipatan puluhan ribu pound Mesir.
Setelah hal ini dilaporkan dan dibahas dengan pemerintah, pemerintah pun mengamini bahwa Grand Syaikh al-Azhar berhak menentukan sendiri berapa gaji yang diterima. Setelah mengetahui isi perbincangan dengan pemerintah itu, sontak Syaikh Thayyib berkata: “Apakah kalian ingin memotong tanganku?” (beliau menganggap menentukan gaji sendiri sama halnya mencuri uang al-Azhar dan umat Islam). Saya tidak akan menuntut gaji dari al-Azhar. Dan saya tidak akan menentukan gaji saya dari kas al-Azhar dan kementerian agama. Memang mustahil saya bekerja tanpa bayaran, tapi saya tidak akan menuntut satu keping mata uang pun dari kas al-Azhar.”
Pada bulan April lalu, Grand Syaikh al-Azhar, Syaikh Ahmad Thayyib menerima penghargaan dan hadiah sebesar 1 juta dirham Emirat (2,5 miliar rupiah) dari Emirat Arab. Hadiah tersebut sebagai penghargaan kepada beliau yang selama ini memimpin al-Azhar yang moderat, santun dan rahmatan lil ‘alamin dalam mengemban misi Islam. Hadiah uang yang bisa untuk membangun rumah gedongan itu, langsung dihibahkan oleh Syaikh Thayyib ke bendahara al-Azhar dan langsung masuk ke kas al-Azhar.
b. Syaikh yang Penyayang
Salah seorang murid Syaikh Thayyib menuturkan: “Memang saya tak banyak bersua dengan Syaikh Thayyib, namun dalam beberapa pertemuan dengan beliau banyak pelajaran yang saya petik dari sikap beliau yang begitu sayang dan pengertian kepada murid-muridnya.
Seminggu sampai di tanah Musa ini, saya beserta rombongan teman saya yang berjumlah 23 orang mengurus administrasi agar bisa ikut test masuk kuliah yang diadakan oleh pihak al-Azhar pada tahun itu juga. Pihak senior kami bernegosiasi dengan pihak al-Azhar yang bertanggung jawab atas test tersebut.
Berjam-jam kami menunggu, hasilnya tetap sama. Kami harus menunggu satu tahun ke depan untuk bisa duduk di kampus Universitas al-Azhar, padahal kami telah menunggu satu tahun selama di Indonesia. Cekcok ringan pun terjadi antara panitia penyelenggara test dengan senior kami, secara kebetulan Grand Syaikh al-Azhar kala itu mengecek seluruh komponen kampus mulai sekolah persiapan, test masuk al-Azhar, hingga fakultas perkuliahan.
Syaikh Thayyib pun bertanya: “Ada apa kok gaduh seperti ini?”
Setelah kami semua bersalaman, akhirnya senior kami dipanggil oleh Syaikh Thayyib dan dipersilakan mengutaran unek-uneknya di kantor beliau.
Di Masyikhah, kantor Grand Syaikh al-Azhar, senior kami menjelaskan bahwa kami telah menunggu pemberangkatan ke Mesir selama hampir setahun, dan itu pun kami harus berangkat dengan uang sendiri dengan menambah beberapa juta lantaran melalui jalur visa on arrival. Sebagian besar kami hanyalah orang berkecukupan, juga sebagian dari kami berangkat dengan hasil menyebarkan proposal studi ke beberapa para dermawan. Kami pun tak diperbolehkan mengikuti test masuk kuliah di al-Azhar oleh pihak penyelenggara.
Syaikh Thayyib merasa sedih mendengar keadaan kami. Beliau pun langsung menulis nota yang berisi bahwa kami diperbolehkan mengikuti test masuk al-Azhar saat itu juga dan kami boleh tinggal di asrama dan sejak bulan itu pula kami bisa menerima uang beasiswa al-Azhar perbulannya. Padahal kami bukan mahasiswa yang dinyatakan lulus test ke Mesir melalui jalur beasiswa.
Jujur, mendengar berita baik itu, ibu saya langsung menangis seraya bersyukur sebab doa yang selama ini beliau panjatkan diterima oleh Allah. Ibu saya senang lantaran hidup saya di Mesir ditanggung oleh al-Azhar dan tidak lagi harus berpeluh-peluh bekerja.
Salah satu pertemuan saya pada kesempatan lain dengan Syaikh Thayyib yang penuh dengan kasih sayang kepada muridnya adalah pada bulan Ramadhan dua tahun lalu di masjid al-Azhar. Saat itu beliau menghadiri Khatmil Quran shalat Tarawih di masjid al-Azhar. Seusai salat, beliau mempersilakan para hadirin yang ingin bersalaman dengan beliau untuk memasuki ruangan khusus para ulama al-Azhar satu persatu dengan tertib. Saya pun masuk dan bersalaman dengan beliau.
Seusai mencium tangan beliau, saya dipersilakan untuk mengambil kue yang sejatinya diperuntukkan untuk beliau dan para ulama yang lain. Tak hanya saya, semua yang bersalaman dengan beliau juga dipersilahkan mengambil kue di depan beliau. Padahal beliau belum mencicipi satu pun kue yang kami ambil. Sungguh amat sayang sekali beliau kepada para murid-muridnya.”
c. Pemimpin yang Pengertian
Beberapa tahun terakhir ini berulang-ulang tindakan provokasi dan demonstrasi digelar yang menginginkan Syaikh Thayyib turun dari jabatannya. Tak ayal, demo pro dan mendukung semua langkah Syaikh Thayyib pun juga diadakan untuk menandingi pihak yang kontra. Diantara pihak yang pro itu adalah para bekerja Asrama Internasional al-Azhar yang biasa disebut Madinat Buust Al-Islamiyah.
Saat ditanya mengapa mereka mendukung Syaikh Thayyib, mereka menjawab dengan kompak: “Karena Syaikh Thayyib pengertian dengan hidup kami. Beliau lah yang menaikkan gaji kami hingga kehidupan kami sedikit terangkat.”Ya, memang gaji yang mereka dapat selama bekerja di al-Azhar tidak bisa mencukupi segala kebutuhan mereka. Sampai tak jarang dari mereka yang setelah bekerja di asrama, mereka bekerja lagi menjadi sopir taksi, berjualan keliling, bekerja di toko, dll. Oleh karenanya, mereka takut bila Syaikh Thayyib diturunkan, keluarga mereka kelaparan, anak-anak mereka tak bisa mengenyam pendidikan.
Demikianlah sosok Grand Syaikh al-Azhar, Syaikh Ahmad Thayyib. Beliau adalah seorang Syaikh yang tak ingin kaya dengan ‘aji mumpung’ menjabat sebagai Grand Syaikh al-Azhar. Beliau bukanlah seorang yang gampang tertipu akan glamornya dunia. Beliau bukanlah seorang ulama yang terjebak dengan jabatan dan kenikmatan semata. Beliau bukanlah sosok yang selama ini diberitakan oleh media-media politik yang menghalalkan segala cara untuk membela dan memuluskan langkah-langkah politiknya. Beliau seorang guru yang sayang dan memperhatikan kondisi dan keadaan para muridnya. Beliau seorang pemimpin yang mengerti akan hal dan ihwal yang beliau pimpin.
5. Akhlak Syaikh Ahmad Ath-Thayyib terhadap Orang yang Memusuhinya
Para ulama al-Azhar yang istiqamah dengan manhaj al-Azhar senantiasa mengalami cacian dan celaan dari orang-orang yang tidak sejalan dengan manhaj al-Azhar yang moderat dan toleran. Grand Syaikh al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Thayyib adalah simbol utama al-Azhar yang patut dijadikan teladan oleh umat Islam.
Di tengah kondisi politik Mesir yang tidak stabil seperti saat ini, ada sebagian kalangan yang berusaha sekuat tenaga untuk mendeskriditkan sosok Dr. Ahmad Thayyib dengan tujuan untuk melengserkan beliau dari amanah saat ini: Grand Syaikh al-Azhar. Namun, beliau sama sekali tidak pernah menyimpan dendam terhadap para pendengki tersebut, bahkan beliau membalas mereka semua dengan kebaikan. Beliau meneladani akhak ‘kakek’ beliau, Baginda Rasulullah Saw.Inilah fakta-fakta keteladan beliau di zaman yang penuh fitnah seperti saat ini:
1. Kurang lebih setahun yang lalu, Syaikh Yusuf al-Qardhawi mengunjungi Syaikh Ahmad Thayyib. Beliau menyambut, memeluk dan memuji al-Qardhawi. Tidak lama kemudian, al-Qardhawi diwawancari oleh harian asy-Syuruq. Dalam wawancara tersebut dia mencela Grand Syaikh dan menuduh bahwa beliau tidak memiliki kapasitas untuk memimpin al-Azhar, dan tuduhan-tuduhan lainnya. Tuduhan-tuduhan tersebut telah dibantah oleh Syaikh Hasan Syafi’i yang saat itu menjabat sebagai konsultan Grand Syaikh al-Azhar.
Kemudian beberapa waktu lalu, al-Qardhawi mengulangi lagi cacian dan celaannya kepada Grand Syaikh, sehingga membuat para ulama al-Azhar tidak terima dan meminta agar keanggotaan al-Qardhawi di Dewan Ulama Senior al-Azhar (Haiah Kibar Ulama) dicabut. Namun, Grand Syaikh tetap memaafkan al-Qardhawi dan tidak setuju dengan permintaan tersebut.
2. Kurang dari setahun yang lalu, tersebar sebuah video ceramah seorang dai Salafi yang bernama Yasir Burhami yang didampingi oleh Muhammad Hassan. Di dalam video tersebut dia menuntut agar Syaikh Ahmad Thayyib dicopot dari jabatan Grand Syaikh al-Azhar. Namun, beberapa waktu setelah itu, Yasir Burhami dan rombongan Salafi mendatangi kantor Grand Syaikh untuk menyatakan dukungan terhadap al-Azhar, bersikap manis di hadapan Syaikh Ahmad Thayyib, dan berusaha menyangkal isi video yang sudah terlanjur tersebar luas di Youtube. Lagi-lagi, Grand Syaikh memaafkan dan menyambut rombongan SALAFI tersebut dengan ramah dan penuh hormat.
3. Meskipun para pimpinan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan jamaah-jamaah Islam radikal lainnya terus-menerus mencela dan mencaci-maki Grand Syaikh al-Azhar di panggung-panggung demonstrasi. Namun Syaikh Ahmad Thayyib tidak menyimpan dendam terhadap mereka, bahkan meminta kepada pemerintah agar membebaskan tahanan politik dari kalangan Ikhwanul Muslimin dan jamaah-jamaah lainnya.
4. Syaikh Mahmud Sya’ban pernah mengajak rakyat Mesir untuk demo besar-besaran demi melengserkan Grand Syaikh al-Azhar, dan meminta Morsi saat masih menjabat sebagai Presiden agar mencopot jabatan Syaikh Ahmad Thayyib. Namun, Syaikh Ahmad Thayyib mengecam peristiwa penghinaan dan pelecehan yang menimpa Syaikh Mahmud Sya’ban di bundaran Tahrir baru-baru ini, serta meminta aparat agar mengusut dan menangkap para pelakunya.
Itulah ulama al-Azhar dan itulah akhlak Grand Syaikh al-Azhar yang selama ini berusaha dikriminalisasi oleh media-media yang benci dan dengki terhadap Grand Syaikh al-Azhar Syaikh Ahmad Thayyib. Beliau senantiasa membalas keburukan dengan kebaikan, memaafkan dan mengatakan yang benar.
Sya’roni As-Samfuriy, Bogor 08 September 2013
http://pustakamuhibbin.blogspot.co.id/2013/09/biografi-grand-syaikh-al-azhar-syaikh.html

Selasa, 23 Februari 2016

TOKOH-TOKOH TERKENAL DALAM PERJALANAN SEJARAH KETURUNAN ARAB HADRAMAUT (Meluruskan Pemahaman Yang Salah Tentang Keturunan Arab Indonesia)



Tulisan ini ditujukan kepada mereka yang selama ini mengalami kesalahan informasi dan persepsi terhadap keberadaan  Arab Keturunan di Indonesia..

Jika menghitung berapa banyak tokoh-tokoh keturunan Arab yang pernah mewarnai perjalanan bangsa ini, kami jamin anda akan tercengang karena begitu banyaknya mereka. Diaspora, aktifitas dan sumbangsih mereka terhadap negeri ini sangatlah luar biasa. Hebatnya lagi banyak diantara mereka yang berhasil meleburkan diri menjadi masyarakat Indonesia, padahal sebagian besar mereka ini berasal dari keturunan Bani Quraisy yang merupakan suku terhormat dan tertinggi dalam hal “stratifikasi sosial” di lingkungan kehidupan orang Arab. Namun ketika mereka masuk ke Indonesia, sebagian besar mereka ternyata banyak yang mampu berasimilasi dengan pribumi. Sehingga tidak jarang banyak keturunan Arab yang sudah ratusan tahun menetap di negeri ini sudah tidak lagi terlihat sebagai orang Arab dan banyak yang mengganti namanya menjadi nama-nama pribumi. Adanya asimilasi ini jelas sangat menguntungkan kehidupan sosial mereka. Sangat jarang terdengar jika orang Arab itu mendapatkan intimidasi dari lingkungan sekitarnya terutama dari sisi etnisnya. Jika dibandingkan dengan etnis China, justru orang Arab ini lebih bisa diterima secara terbuka. Mungkin karena idiologinya yang sama dan mungkin juga karena Arab memang dekat dihati Pribumi. Kami sendiri ketika mempelajari keturunan-keturunan Arab yang ada di Indonesia terutama mereka yang berasal dari Arab Yaman khususnya Hadramaut cukup dibuat terkaget-kaget ketika mendapati bahwa banyak dari mereka yang eksis dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari Ulama, artis, aktor, politikus, seniman, budayawan, musikus, pebisnis, sejarawan, sosiolog,  dokter, olahragawan, akademisi, bahkan tokoh garis keras juga ada,  dan masih banyak lagi profesi lainnya. Perlu diketahui Arab yang ada di Indonesia adalah Arab yang 98 % berasal dari Yaman khususnya wialyah Hadramaut. Sejak dahulu wilayah Hadramaut ini banyak menciptakan peradaban yang kemudian disebarkan ke berbagai dunia, baik itu dari golongan Sayyid maupun golongan non Sayyid. Arab yang ada di Indonesia adalah Arab yang unik dikarenakan menyebarnya mereka dalam segala kehidupan, dapat kami katakan Arab Hadramaut yang ada di Indonesia adalah Arab Warna Warni (Arab Pelangi). Dan rata-rata mereka itu dalam pemahaman yang kami miliki, banyak yang merasa dirinya “enjoy” menjadi orang Indonesia sejati. Tubuh dan darah mereka mungkin Arab tapi jiwa mereka adalah Indonesia. Inilah salah satu kelebihan bangsa Arab terutama Bani Quraish, di banyak tempat mereka  itu ternyata mampu membawa dirinya dengan baik.

Diantara tokoh-tokoh keturunan Arab yang terdapat di Indonesia adalah sebagai berikut :

Diantara tokoh-tokoh keturunan Arab yang terdapat di Indonesia adalah sebagai berikut :


  1. Golongan Ulama, Sultan Dan Pejuang
1.   Maulana Malik Ibrahim Azmatkhan Al Husaini, beberapa keturunannya banyak yang menjadi ulama besar dan pejuang di Jawa dan Jayakarta/Jakarta.
2.  Sunan Ampel (Raden Ali Rahmatullah Azmatkhan Al-Husaini), salah satu keturunannya adalah KH As’ad Syamsul Arifin, Tokoh Besar NU.
3.    Sunan Giri (Maulana Muhammad Ainul Yaqin Azmatkhan Al Husaini), Keturunannya yang merupakan ulama-ulama besar adalah :
  • Syekh Ahmad Khotib Al Minangkabawi (Guru Besar Masjidil Haram)
  • Syekh Yasin Al Padani, Musnid Fid Dunnia (pemegang sanad terbanyak)
  • KH Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah Jogyakarta
Keturunannya yang ada di Palembang Sumatra Selatan menggunakan gelar KEMAS, MASAGUS, yang diantaranya :
·  Sunan Candi Walang/Pangeran Ario Kusuma Abdurrahman Kemas Hindi (Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam).
·         Sunan Kebon Gede, seorang alim, adil dan bijaksana.
·         Sunan Lembang/Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo
·         Sultan Mahmud Baddaruddin II
·         Pangeran Penghulu Nata Agama Akil
·         Pangeran Penghulu Nata Agama Muhammad Akib
·         Pangeran Surya Kusuma Ali Muhammad Arsyad
·     Ki Marogan (Masagus Haji Abdul Hamid, seorang yang setara dan mirip dengan Mbah Kholil Bangkalan)
·         Kemas Haji Abdullah Umar, Ulama Besar Karismatik
·         Ki Kemas Haji Umar, Sufi Besar Palembang, Mursyid Thariqoh, Ulama yang karismatik (kakek dari ahli sejarah Kemas Andi Syarifudin).
·         Kemas Hasan Umari Pahlawan Perang  5 hari 5 malam
·         Ki Masagus Haji Husin Abu Mansur, Ulama Karismatik
·         Kemas Muhammad Dahlan, Tokoh Pendidikan Palembang (tokoh yang berbeda dengan KH Ahmad Dahlan Jogyakarta)
4.     Sunan Kalijaga (Raden Syahid Azmatkhan Al Husaini), keturunannya banyak yang menjadi ulama besar di Jawa, Palembang.
5.       Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah Azmatkhan Al Husaini), keturunannya banyak yang memakai gelar Tubagus dan Ratu (wanita) Banten, Para Elang di Cirebon dan ulama seperti:
·         Syekh Mansyuruddin Banten
·         Syekh Nawawi bin Umar Al Bantani,
·         Abuya Dimyati Banten
·         KH Abbas Buntet
6.       Sunan Kudus (Sayyid Jakfar Shodiq Azmatkhan Al Husaini), keturunannya yang ada di Jawa dan Madura adalah sebagai berikut :
·           Mbah Kholil Bangkalan Madura
·           Sayyid Bahruddin Banyuwangi (ahli nasab Walisongo).
·           Jenderal Besar Sudirman.
Sedangkan Keturunan Sunan Kudus yang ada di Palembang menggunakan gelar KEMAS. Diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Syekh Kemas Ahmad bin Abdullah (Sufi, Ulama Besar dan Waliyullah).
·         Syekh Kemas Muhammad bin Ahmad (ulama Sufi, Guru Kesultanan Palembang).
·         Syekh Kemas Muhammad Azhari bin Abdullah (Sufi, penulis produktif).
·         Syekh Kemas Muhammad Said (ulama pejuang yang Syahid).
·         Syekh Kemas Haji Muhammad Azhari/Ki Pedatuan (ulama besar Karismatik).
·         Ki Kemas H.A Roni Azhari (Sufi dan Ahli Pengobatan).
7.      Sunan Muria (Raden Umar Said Azmatkhan Al Husaini), keturunannya banyak yang menjadi pembesar kerajaan dan ulama.
8.   Sunan  Derajat (Raden Syarifuddin Azmatkhan Al-Husaini) banyak menurunkan ulama-ulama di Madura, Jawa Timur.
9.       Fattahillah Azmatkhan Al-Husaini, keturunannya banyak yang menjadi ulama dan pejuang di beberapa daerah seperti Jayakarta, Lampung, Palembang, Aceh. Beberapa keturunannya yang terkenal adalah :
·         Guru Amin Pejuang Jakarta
·         Raden Intan Pahlawan Lampung.
Di Palembang keturunan Fattahillah memakai gelar KIAGUS yang diantaranya adalah :
·         Tuan Umar Baginda Saleh, Waliyullah, penyebar Islam di Sumatra Selatan
·         Datuk Muhammad Akib (Sufi, Waliyullah)
·         Syekh Abdullah bin Makruf (Penulis, Sufi, Khatib)
·         Kiagus H.A. Malik Imam (penulis, Imam besar Masjid Palembang)
·         Kiagus Penghulu Muhammad Yusuf.
·         Hoofd Penghulu Kiagus Haji Nang Tayyib
·         Kiagus Haji Abdul Hamid imam, ( Imam, Khotib, imam masjid Agung Palembang)
10.   Raden Fattah (Sayyid Hasan Azmatkhan Al Husaini), Pendiri Kesultanan Demak Bintoro. Beberapa keturunannya yang menjadi tokoh-tokoh besar adalah :
·         KH Kasan Besari (Ulama Besar Karismatik)
·         HOS/Haji Oemar Said Cokroaminoto (Bapak Bangsa)
·         Bung Karno (Presiden RI)
·         Kartosuwiryo (Tokoh MIlitan Islam
·         KH Raden Muhammad Adnan (Ahli Tafsir dari Surakarta)
·         Pendekar Pitung Jayakarta (Pejuang Jakarta)
·         Syekh Abdul Ghoni Jayakarta (Sufi, Waliyullah dari Jakarta)
·         KH Ahmad Syar’i Mertakusuma (penyusun kitab sejarah Jayakarta Al Fatawi).
·         Syekh Junaid Al Batawi, (Maha Guru Ulama Mekkah)
·         Guru Mansur, (Ulama Ahli Falak Dari Sawah Lio Jakarta Barat).
_ -   Mbah Nurkarim Cibabat (Waliyullah)
   -  Mbah Jangkung Cibabat Cimahi (Waliyullah)
Keturunan beliau yang lain banyak menyebar di Jawa Barat, Jakarta, Palembang, Madura, Jawa Tengah, Jawa Timur. Di Jawa Barat banyak terdapat keturunanya menjadi Ajengan dan Ulama di Garut, Tasikmalaya, Bandung dan mereka banyak yang memimpin Pesantren,  Sedangkan di Jakarta keturunannya banyak yang menjadi Pejuang dan Ulama dan dahulu mempunyai gelar Ratu Bagus (hampir mirip dengan gelar Tubagus).
11.   Jaka Tingkir (Sayyid Abdurrahman Azmatkhan Al-Husaini), Diantara Keturunannya adalah  
·         Syekh Mutamakkin,
·         Ronggo Warsito
·         KH Hasyim Asy’ari
·          KH Wahid Hasyim
·         Gus Dur
·         KH Sahal Mahfudz
12. Keturunan Sayyid Abdurrahman Basyaiban melalui Sayyid Sulaiman Mojoagung yang tersebar di berbagai daerah seperti Magelang, Pekalongan, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Purworejo,  Surabaya, Pasuruan, Bandung, Banten, Jambi, Mekkah, Jeddah. Di Magelang ini keluarga besar Basyaiban dahulu dikenal dengan gelar Raden Dhoro Sayyid atau Doro Sayyid. Keturunanya banyak yang menjadi ulama besar dan berhasil berbaur dengan pribumi. Basyaiban adalah Fam atau keluarga tertua setelah Azmatkhan Al-Husaini.
13. Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus Keramat Luar Batang. Beliau adalah salah satu Habaib gelombang kedua yang datang di Nusantara, merupakan tokoh karismatik pada masanya.
14.  Sayyid Husein bin Abubakar Alaidrus Kramat Luar Batang Jakarta Utara, sosok ulama karismatik pada masanya.
15.   Sayyid Sholeh bin Husein bin Alwi bin Yahya (Raden Saleh), Pelukis Terkenal Indonesia
16. Al-Habib Usman bin Yahya, Mufti Batavia Pada masa penjajahan, berkat nasihat-nasihat  Habib Usman kepada pemerintah Belanda posisi bangsa Arab pada waktu tidak terlalu banyak ditekan  dan diintimidasi.
17.   Al-Habib Abdurrahman Az-Zahir, Salah satu pemimpin perang Aceh.
18.  Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al Attas Ulama Besar Pekalongan. Salah satu ulama karismatik yang banyak menelurkan ulama-ulama besar  pada waktu itu
19. Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas Keramat Empang Bogor Jawa Barat, ulama yang terkenal akan kelimuwan dan kekeramatannya
20. Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi, Perintis Pembacaan Maulid Simtudduror yang pertama di Jawa untuk kemudian diestafetkan di Jakarta kepada Habib Ali Kwitang.
21.   Habib Muhammad bin Ahmad Al Muhdor Bondowoso, ulama karismatik.
22.   Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf Gresik, waliyullah besar pada masanya.
23.   Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang, Maha Guru Ulama Nusantara. Habib Ali merupakan ulama besar yang memiliki pengikut dan jaringan yang sangat besar, keberadaannya dihormati berbagai kalangan pada waktu itu.
24.   Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Al Haddad, salah satu penasehat Bung Karno.
25.   Habib Husein bin Muhammad bin Thohir Al Haddad, ulama besar  Jombang
26.   Habib Jakfar bin Sekhan Assegaf Pasuruan, guru besar dan Waliyullah, Guru terdekat dari Mbah Hamid Pasuruan.
27.   Habib Ali  bin Husein Al Attas Bungur Jakarta, Rujukan para ulama Jakarta, gurunya para Kyai dan Muallim di Jakarta. Banyak Ulama Besar pernah berguru pada ulama yang karismatik ini, diantaranya adalah KH Muallim Syafi’i Hadzami, Habib Ali Assegaf, KH Buya Abdurrahman Nawi.
28. Habib Idrus bin Salim Al Jufri Palu, Pendiri Pondok Pesantren Al Khairta di Indonesia Timur.
29.   Habib Abdul Qodir bin Ahmad Bilfaqih Darul Hadist Malang, Ulama Besar yang alim . Pondok Pesantrennya banyak melahirkan ulama-ulama besar seperti Habib Syekh Bin Ali Al Jufri, Habib Saggaf bin Mahdi, Habib Muhammad Quraish Shihab, Prof. Dr. Habib Abdullah Bil Faqih (Ulama Hadist yang jenius)
30.   Habib Muhammad bin Husein Alaydrus Surabaya (habib Neon), Ulama Besar Karismatik.
31. Habib Salim Jindan Jakarta, Ahli Hadist dan orator, keturunannya yang sekarang melanjutkan adalah Habib Jindan bin Novel dan Habib Ahmad bin Novel.
32.   Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul Jembel Jawa Timur, Waliyullah dan ulama karismatik. Pada masanya beliau terkenal dekat dengan Wakil Presiden Adam Malik. Beliau juga Terkenal akan doanya yang mustajab.
33.   Habib Umar bin Hud Al-Attas Jakarta. Salah satu ulama Alawiyyin yang cukup berpengaruh di Jakarta dan beberapa manca negara.
34. Habib Abdurrahman bin Ahmad Asssegaf Jakarta, salah ulama yang terkenal akan keilmuwannya, banyak menelurkan ulama-ulama tangguh Jakarta.
35.  Habib Anis Al Habsyi Solo, salah satu ulama Solo yang cukup karismatik yang setiap mauled dihadiri puluhan ribu jamaah.
36.  Prof. Dr. Alhabib Abdullah Bilfaqih, Ulama Besar Malang, Ahli Hadist Indonesia yang cukup ternama di luar negeri.
37.   Al Habib Syekh bin Ali Al Jufri, Ulama Jakarta yang memiliki jaringan yang cukup luas.
38.   Al Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abu Bakar, Pimpinan Pondok Pesantren Ciseeng Bogor yang tidak memungut biaya pendidikan.
39.   Al-Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Salah satu ulama Alawiyyin yang cukup menonjol pada masa ini.
40.   Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali, Ketua ICI Kwitang.
41.   Syekh Muhammad bin Ali Basalamah, Khalifah Tariqah Tijaniah dari Jati Barang.
42. KH Sholeh bin Muhammad Basalamah, Muqaddam Thariqah Tijaniah yang terkenal di Pantura.
43.   Abdullah Sholeh Al Hadrami, dai
44.   Habib Taufik Assegaf Pasuruan, Ulama dari Pasuruan.
45.   Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf, Pembaca zikir dan sholawat.
46.   Habib Lufti bin Yahya Pekalongan. Salah satu ulama yang cukup berpengaruh di Jawa saat ini. Pengikutnya sangat banyak di wilayah Pekalongan dan sekitarnya.
47.  Husein Umar Al Hajri, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiah, ketua dewan Pakar ICMI, wakil Ketua Syura Partai Bulan Bintang.
48.   Habib Munzir Musawa, Pencetus Majelis Pemuda di Jakarta.
49.   Habib Ali bin Hasan Al Bahar MA, da’i.
50.   Habib Hasan Assegaf, Majelis Nurul Mustofa.
51.   Ustadzah Lutfiah Sungkar, penceramah di beberapa stasiun TV
52.   Al ustadz Ahmad Al Habsyi, Dai muda ternama.
53.   Syekh Toriq Fikri Al Katiri, Dai Terkenal.


  1. Golongan Politikus Pejuang Dan Perintis Kemerdekaan
  1. Abdurrahman Baswedan, Perintis Kemerdekaan, Pendiri Partai Arab Indonesia (PAI), Anggota Panitia 19 Februari Pembukaan UUD 45 (1945), Anggota BPUPKI, Anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat, Anggota Parlemen RI (1950), Pendiri Kantor Berita Antara, Wartawan, Jurnalis, diplomat, agamawan, negarawan, budayawan, sastrawan dan anggota Partai Masyumi. Tokoh berpengaruh keturunan Arab dan Pejuang Yang disegani yang dikenal sebagai manusia multi talenta. Beliau juga merupakan Pencetus Sumpah Pemuda Keturunan Arab pada tahun 1934 dalam sebuah konfrensi di Semarang. Sampai saat ini Sumpah Pemuda Keturunan Arab adalah satu satunya kelanjutan setelah Sumpah Pemuda tahun 1928.
  2. Syekh Ahmad bin Abdurrahman Bajened, Presiden Syarikat Dagang Islamiah di Bogor (1909)
  3. Syekh Ghalib bin Sayid bin Tebe (Syarikat Dagang Islam)
  4. Syekh Muhammad bin Sayid Bajened.
  5. Ahmad bin Muhammad Musawa Dari Surabaya, Pendukung Utama Gerakan Pan Islami.
  6. Alim Al Gadri (Kapiten Arab Pasuruan), Pelopor Aliran Modern dan gerakan Islam
  7. Hasan bin Smith, aktivis Pendidikan dan Politiik.
  8. Muhammad Husni Thamrin, Pahlawan Nasional dan Tokoh Betawi, dalam kitab Al fatawi diketahui bahwa nasab sebenarnya dari MH Thamrin berasal dari keluarga Al-Qadri yang berlokasi di wilayah sekitar Masjid Angke.
  9. Sultan Hamid Al Qadri, pencipta Lambang Garuda Pancasila.
  10. A.S. Al Attas, Penasehat Ketua PAI (Partai Arab Indonesia), Penandatangan petisi Sutarjo.
  11. H.M. A. Husein Al Attas Ketua Partai Arab Indonesia.
  12. Abdullah Bayasut, Politikus PAI (1947 – 1950).
  13. Husein Bafaqih, Jurnalis, Pejuang PAI, pendiri majalah Aliran Baroe, jurnalis cerdas.
  14. Barkah Al Ghanis, aktifis PAI yang juga istri AR Baswedan.
  15. Abdullah Hasan BPH, Wakil keresidenan Solo.
  16. Said Bahmid, Ketua PAI Maluku tahun 40an.
  17. Abu Bakar Al Attas (bung Abu), gugur dalam peperangan dengan Jepang.
  18. Alhadad, gugur bersama adik Prof. Dr. Sumitro Joyohadikusomo dan dimakamkan di TMP.
  19. Juslam Badres, tokoh pemuda PAI.
  20. Salim Ar-Rasyidi, tokoh yang memonitoring Belanda dengan Bahasa Arab di RRI Jogya (1947 – 1949).
  21. Abdul Kadir Assegaf Yang mendampingi Bung Hatta dalam Koferensi Meja Bundar.
  22. Yahya Alaydrus Yang mendamping Bung Hatta dalam konferensi Meja Bundar.
  23. Faraj bin Said Awad Martaq, Saudagar Besar dan Pembeli rumah di jalan Pegangsaan Timur No 56, untuk kemudian diserahkan kepada Bung Karno.
  24. Ali Gathmyr, Perintis Kemerdekaan, Ketua DPR Tingkat I Sumatra Selatan.
  25. Salim Ali Maskati, Tokoh Perintis Kemerdekaan, tokoh pejuang PAI (Partai Arab Indonesia), merupakan mentor dari AR Baswedan dalam bidang tulis menulis, wartawan Indonesia keturunan Arab pertama. Salah satu karyanya adalah “Indonesia Tumpah Darahku”. Merupakan pelanjut majalah Zaman Baroe.
  26. Mr. Hamid Al Qadri, Politikus, Tokoh Nasionalis, Perintis Kemerdekaan dan Sejarawan, anggota BPKNIP.
  27. Ustadz Husein bin Abu Bakar AL Habsyi, Aktivis Masyumi, Pejuang dan Ulama dari Surabaya.
  28. Abdullah bin Husein Alaidrus, ketua Jamiatul Khoir Yang selalu ikut rapat-rapat Syarikat Islam.
  29. Abdullah Salim Basalamah, ketua DPR DKI (1955 – 1956.)
  30. Saleh Sungkar, Ketua DPR Lombok (1955 – 1965).
  31. Husein Muthahar, Pencipta Lagu Lagu perjuangan.
  32. Said Bahresy, perintis kemerdekaan, jurnalis dan anggota PNI.
  33. Ahmad Bahmid dari NU, Anggota DPR  tahun 1950.
  34. Abu Bakar bin Harun dari Surabaya, Mahasiwa HAS (Hollanddsc Arabische Shool) dan Aktivis PAI.
  35. Abdullah Bahasuwan, Mahasiwa HAS (Hollanddsc Arabische Shool) dan Aktivis PAI.
  36. Zein Bin Yahya, pengurus, Pengurus Besar PAI dan Mahasiswa  Sekolah Tinggi Hukum Jakarta Rechtshogeschool) tahun 1937.
  37. Anwar Makarim, Staf Redaktur Majalah Insyaf, Pengurus Partai PAI dan Mahasiwa Sekolah Tinggi Hukum Jakarta (Rechtshogeschool) tahun 1937.
  38. Mahdar bin Syekh Abu bakar, Komite Politik Kalangan Arab, respon terhadap perjanjian ‘renville”
  39. Hud Alaydrus, Komite Politik Kalangan Arab, respon terhadap perjanjian ‘renville”
  40. Saleh Abdul Aziz, Komite Politik Kalangan Arab, respon terhadap perjanjian ‘renville”

  1. Golongan Pembaharu Islam
  1. Syekh Ahmad Surkati, sekalipun beliau berasal dari Sudan tapi nasabnya berasal dari sahabat Anshor di Madinah.
  2. Al-Habib Abdullah bin Alwi Al Attas, Pemuka Gerakan Pan Islamisme, pernah mengirim 4 orang putranya ke Sekolah Tinggi Turki, Wafat 1928.

  1. Golongan Politikus Era Tahun 90an hingga sekarang
  1. Nurhayati Assegaf, politikus senior Partai Demokrat.
  2. Jakfar Bajeber, tokoh politik PPP & PBR, pimpinan DPRD
  3. Zain Bajeber, tokoh PPP dari Sulawesi Utara.
  4. Muhsin Bafadal, anggota DPR pusat dari PPP.
  5. Nabil Musawa, Anggota DPR PKS.
  6. Agus Abu Bakar Al Habsyi dari Partai Demokrat
  7. Habib Mahdi bin Abdurrahman Al Attas, Ketua Bidang Agama DPP Partai Gerindra.
  8. Said Abdullah bin Abdullah Syekhan Baqraf dari PDIP, Anggota DPR RI,  Politisi Senior dan berpengalaman  dari Sumenep Madura.
  9. Sayuti Asy-Syatri, Dulu pernah aktif di PAN dan kemudian di PDK.
  10. Abu Bakar Al Habsyi, PKS Komsisi III
  11. Isa Mahdi Al Habsyi, DPRD Jember.
  12. Ahmad Husein Alaydrus, Partai Demokrat.

  1. Golongan Pendidik, Akedemisi, Cendikiawan
  1. Awal Syahbal, Pendiri HAS (Holland Arabe School), 1930 – 1940, Penganjur Pendidikan Modern.
  2. Abdul Kadir Assegaf, Penganjur Pendidikan Modern.
  3. Abdullah Bahasuwan, pendiri Holland Arabiche School (1940).
  4. Abu Bakar Shihab, Penganjur Pendidikan Modern.
  5. Prof. Dr. Achmad Bachmid, Guru Besar Dalam Bidang Sastra dan Kebudayaan Arab UIN Syahid.
  6. Prof. Dr. Ir. Anis Saggaf, Rektor Unersitas Sriwijaya Palembang 2015 – 2019.
  7. Prof. Dr. Ir. Muhammad Idrus Al Hamid, Guru Besar Fakultas Tehnik Universitas Indonesia
  8. Prof. Dr. Umar Shihab, Ulama (MUI).
  9. Prof. Dr. Abdullah Al Kaf, Guru Besar UIN Syahid.
  10. Dr. Umar Al Haddad MA, Dosen Fakultas Syariah UIN Syahid dan Pendiri QLC (Qur’an Learning Center  yang berada di Jalan Buncit Raya No 18 E Jakarta Selatan.
  11. Dr. Khalid Al Kaf, Pengajar QLC dan Dosen Fakultas Adab UIN Syahid.
  12. Dr. Idrus Al Kaf MA, Ketua Program Studi Jurusan Kebudayaaan UIN Raden Fattah Palembang.
  13. Dr. Abdul Qodir Al Habsyi. Dosen dan Da’i
  14. Ismail Fajri Al Attas, intelektual Muda
  15. Prof. Dr. Muhammad bin Hasan Baharun, merupakan Rektor Universitas Nasional Pasim, Ahli Pendidikan, jurnalis, pejuang Aswaja.
  16. Prof.Dr. Syekh Muhammad Naquib Al Attas, Cucu Habib Empang Bogor.
  17. Habib Hasan Baharun, Ensiklopedia Islam Berjalan Dari Gresik.
  18. Dr. Syekhan Shahab, Pendiri Universitas Islam Azzahra Kampung Melayu Jakarta Selatan,

  1. Golongan Pemerintahan
  1. Prof. Dr. Fuad Hasan, Menteri Pendidikan zaman zaman Pak Harto.
  2. Ali Al Attas, Menteri Luar Negeri Zaman Pak Harto.
  3. Dr. Fuad Bawazir, Menteri Keuangan Zaman Pak Harto.
  4. Dr. Alwi Shihab, Menteri Luar Negeri Gus Dur.
  5. Prof. Dr. Quraish Shihab, Menteri Agama dan Ahli Tafsir Indonesia, Menteri Agama
  6. Prof. Dr. Said Agil Husein Al Munawar, Menteri Agama Zaman Pak Harto.
  7. Mar’i Muhammad, Menteri Zaman Pak Harto.
  8. Nabil Makarim, Menteri Lingkungan Hidup.
  9. Dr. Salim Segaf Al Jufri, Menteri Sosial.
  10. Fadel Muhammad Al Hadar, Menteri Kelautan, Gubernur Gorontalo dan Politikus Partai Golkar.
  11. Dr. Anis Baswedan, Menteri Pendidikan.
  12. Prof. Dr. Muhammad Al Hamid, ketua Bawaslu.
  13. Abdul Qodir Basalamah, Dirjen Haji.
  14. Hamid Al Hadi,  Diplomat Senior Deplu.
  15. M. Alaydrus, Duta Besar Tunisia.
  16. Saleh Afif, Menteri Perindustrian Era Pak Harto
  17. Lutfi Hamid Syekbubakar, Komisaris PLN, “Profesor” Olahraga Bulu Tangkis
  18. Dr. H. M. Basyir Ahmad Syawie , Walikota Pekalongan.
  19. Said Assagaf, Gubernur Maluku.

  1. Golongan Sejarawan & Budayawan
  1. Sayyid Ahmad bin Abdullah bin Muhsin Assegaf, merupakan Pejuang, Reformer Pendidikan, Ahli Nasab, dan Sejarawan Alawiyyin yang menulis kitab Khidmatul Asyirah (kitab ringkasan sejarah nasab Bani Ba’alawi yang bersumber dari Kitab Syamsu Zahirah), beliau juga menulis tentang Sejarah Banten dan tentang konsep-konsep pendidikan.
  2. Sayyid Muhammad bin Hasyim, merupakan seorang Satrawan, Penyair, editor majalah Al Bashir, majalah berbahasa Arab pertama di Hindia Belanda dan Hadramaut Courant.
  3. Des Alwi, Sejarawan Indonesia dari Banda Naira, Anak Angkat Bung Hatta.
  4. Prof. Dr. Yasmin Shahab, Budayawan dan Sejarawan Jakarta.
  5. H.M.H. Alhamid Al Husaini,  Ulama, Sejarawan Islam dan Ahlul Bait Indonesia.
  6. Dr.Haji A. Majid Hasan Bahafdullah, sejarawan dan Ahli Hadramaut.
  7. Dr. Hilmi Bakar Al Mascaty, Sejarawan Aceh.
  8. Abdul Qodir Maula Dawilah, Sejarawan Alawiyin
  9. Muhammad Al Baqir, Sejarawan Alawiyyin dan peneliti Ahlul Bait.
  10. Dr. Idrus Al Mashyur, Sejarawan dan Ahli Nasab Rabithah Alawiyah, Lembaga yang mendata dan mensensus keturunan Alawiyyin yang ada di Indonesia.

  1. Golongan Olahragawan
  1. Muhammad Zein Al Haddad, Pelatih Sepak Bola Persebaya.
  2. Shehan Saleh Al Habsyi, Pelatih kawakan Karate (Guru Besar Lemkari) Pemegang DAN V.
  3. Helmi Sungkar, Pembalap Mobil.
  4. Rifat Sungkar, Pembalap mobil.
  5. Sutan Harhara, pesepakbola legendaries.
  6. Aun Harhara, Pesepakbola
  7. Salim Alaydrus, pesepakbola
  8. Rossy Syekhbubakar, Atlet Tenis Meja Nasional
  9. Irfan Bachdim, pesepakbola
  10. Rudi Bahalwan, pesepakbola.
  11. Haidar Al Junaid, Atlet Futsal Nasional.
  12. Mahdi Fahri Al Bar, Pesepakbola
  13. Jamal Attamimi salah satu tokoh sepakbola Indonesia.

  1. Golongan Seniman Dan Pelaku Sineas
  1. Syekh bin Abdullah Al Bar, pemain gambus legendaries pada tahun 1920 – 1930an, pernah dikagumi oleh pers Libanon dan dijuluki pemusik gambus terbaik di Timur Tengah, merupakan ayah dari Ahmad Al Bar Vokali Grup Rock Legendaris, God Bless.
  2. Sa’diah Al Bar, Seniman wanita Jakarta era tahun 1950an.
  3. Alwi.A.S (Alwi Alaidrus), Aktor Senior (pemeran Pak Lurah dalam film Masa Depan di TVRI).
  4. Alwi Oslan (Alwi Al habsyi),Aktor senior tahun 60 dan 70an.
  5. Ahmad Al Bar (Iyek), Vokali Grup Musik Legendaris God Bless
  6. Muhsin Al Attas, Penyanyi.
  7. Fahmi Shahab Penyanyi.
  8. Syekh Abidin Al Jufri, Drumer Band Rock Legendaris AKA dari Surabaya
  9. Amak Baljoun, Aktor watak
  10. AN Alcaff/Alkaf, Aktor watak
  11. Bing Slamet/Ahmad Syekh Al Bar, Pelawak Legendaris.
  12. Alwi Shahab, Sejarawan Jakarta
  13. Ali Shahab, Sutradara.
  14. Mubarellah Ali Sungkar (Mark Sungkar), Aktor.
  15. Amang Rahman Zubair, kritikus Sastra dan pelukis sufistik.
  16. Omar Olly Alaudrus,
  17. Fauzi Baadila, Artis.
  18. Hadad Alwi, Penyanyi religi.
  19. Husein Bawafie, Penyanyi dan pencipta lagi Melayu.
  20. Fuad Hassan, Drumer Terbaik pada masanya, anggota Grup Musik God Bless
  21. Rama Aiphama (Hasan Alaidrus), penyanyi.
  22. Fuad Baraja, Aktor, Aktifis anti  rokok.
  23. Munif Bahasuan, Pencipta dan penyanyi  legendaries musik melayu
  24. Muhammad Masyhabi, Pencipta lagu melayu
  25. Said Effendi/Said Arrasyidi, Penyanyi Legendaris & pencipta lagu melayu terkenal.
  26. Umar Fauzi Aseran, Pendiri Orkes Melayu Modern
  27. Said Kelana Bawazir, Musikus Jazz.
  28. Hamdan At Tamimi, Penyanyi Dangdut.
  29. Risyad Karim, Aktor Senior
  30. Ali Zaenal Abidin Shahab, Aktor.
  31. Sakdiah Ma’ruf, Komedian Stand Up Comedy
  32. Iskandar Wijaya Hadar, Pemain Biola Internasional.
  33. Fuad Al Khar, Pemeran Pertama Wan Abud.
  34. Hussein Al Attas, Runer Up Indonesian Idol 2015.
  35. Saleh Husein Bawa, gitaris White Shoes And The Couples Company dan juga seniman.
  36. Alex Abdullah Abbad, VJ MTV dan Comedian Stand Up Comedi.
  37. Fatima Vanesa Al Habsyi, Model Majalah Go Girl.
  38. Naila Alatas, model.
  39. Nabila Syakib, Artis
  40. Ali Syakib, Aktor
  41. Opet Al Attas, mantan Drumer Gigi.
  42. Awab Adam Jordan, Aktor.
  43. Saleh Ali Bawazir, pemeran sitkom Bajay Bajuri.
  44. Ibrahim Al Katiri (Baim), Artis Cilik

  1. Golongan Aktifis dan Pergerakan
  1. Munir Said Thalib, Pejuang HAM Indonesia (tewas diracun).
  2. Muhammad Ikbal Assegaf (Ketua PB Anshor 1995 – 1999).
  3. Said Fahrul Barakbah, tokoh kiri Kaltim era tahun 60an.
  4. Ivan Abu Bakar Hadar,  Pejuang Kemanusiaan dan peradaban, aktivis Mahasiswa, tokoh Maluku Utara, Mantan Wartawan Jakarta Post Dan Media IndonesIA, Sosiolog.
  5. Wanda Hamidah Syekbubakar, Politikus PAN, aktifis 98.
  6. Itje Khadijah, Aktivis dan Praktisi Pendidikan Nasional dan International.
  7. Annas Alamudi, Aktivis 98,
  8. Abdullah Al Jufri, Pegiat LSM.
  9. Hamid Basyaib – Aktifis JIL (Jaringan Islam Liberal).
  10. Thaha Al Hamid, tokoh Papua (Sekjen OPM).
  11. Awab bin Muhammad Nahdi, tokoh pemuda pendobrak kultur di Kalibata.
  12. Faisal Assegaf, Progres 98.

  1. Golongan Penulis, Sastrawan. ilmuwan & Peneliti
  1. Muhammad Balfas, Sastrawan  Angkatan 45.
  2. Salim Bahresyi, penulis dan penerjemah kitab-kitab agama.
  3. Agus Rahmad Sarjono/Faisal Baisya, penyair dan penulis.
  4. Agil Abdullah Al Batati, penulis
  5. Zeffry Al Katiri, Sejarawan dan penulis
  6. Mansyur Al Katiri, penulis artikel pada beberapa media besar.
  7. Dr. Haidar Baqir (pemilik Mizan).
  8. Hasan Bahanan, pengamat masalah keturunan Arab.
  9. Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis Shahab M.Met, Rektor UI Tahun 2014 - 2019
  10. Dr. Muhammad Yusuf Alamudi, peneliti dari Universitas Airlangga.
  11. Dr. Taufik Bawazir, Doktor Ilmu Politik UI.
  12. Profesor Zaki Baridwan, Dosen Senior Unibraw Malang.
  13. Dr. Ir. Muhammad Faidz Syuaib, Dari Program Recognition and Mentoring Institut Pertanian Bogor (RAMP-IPB).
  14. Dr. Anwar Alaydrus, MM. Dosen Ilmu Sosial Politik Universitas Mulawarman Samarinda. 
  15. Nabil A. Karim Hazaye’, penulis dan penyusun biografi tokoh Abdurrahman Baswedan.
  16. Taufik Alwi Syekhbubakar, ketua STIKOM CKI/Sesprp Pascasarjana IMNI Jakarta.
  17. Dr. Muhsin Labib. Dosen UIN dan Penulis di Blog.
  18. Ben Shohib/Ali Shahab, penulis novel The Da Peci Code.
  19. Dr. Muhammad Muchdor Al Hamid, Cendikiawan Muslim dari Makassar.
  20. Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, penulis produktif Sejarah, Agama.
  21. Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf, penulis muda Produktif.
  22. Smith Al Haddar, Penasehat Ismes, Staf Ali Institute For Democrazy Education (IDE), pengamat Timur Tengah.
  23. Syadiq Badri Assegaf, Konsultan Komunikasi Bidang Pengembangan Cabang Perhumas.

  1. Golongan Penggiat Ormas, Organisasi & Lembaga Keagamaan, Ormas Umum/Pelajar/Mahasiswa/Alumni, & Yasayan
  1. Al Habib Zein bin Smith, Ketua Rabithah Alawiyah, Lembaga Yang mensensus data-data keturunan Alawiyyin yang ada di Indonesia dan sekitarnya.
  2. Habib Riziq Shihab, Ketua Front Pembela Islam.
  3. Geys Ammar Ketua Umum Al Irsyad
  4. KH Abdullah Jaidi, Ketua Umum Al Irsyad 2006 - 2011
  5. Husein Al Habsyi, Pendiri Ikhwanul Muslimin Indonesia
  6. Abdullah Baraja, Pendiri Pesantren Al Mu’min.
  7. Yahya Assegaf, Pembina Forum Silaturahmi Hadrami Indonesia.
  8. Muhammad Ridwan bin Abdurrahman Al Jufri, Ketua Umum Forum Alumni Al Azhar Cairo.
  9. Yusuf Usman Baisya, Pendiri Yayasan As-Sunnah Cirebon Jawa Barat.
  10. Salim Bajrei, pemimpin Yayasan As-Sunnah Cirebon Jawa Barat.
  11. Yayasan Ulil Albab di Lampung, Sukabumi dan Bogor yang diketuai Yazid Jawaz.
  12. Hasyim bin Salim Al-Hilabi, Anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi DKI Jakarta.
  13. Al Ustadz Abdurrahman Abubakar Bahmid LC, Ketua MUI Gorontalo.
  14. Dr. Khalid Basalamah Lc, MA,  dari Divisi Fatwa dan Pengkajian MUI Jakarta.
  15. Dr. HS Aqil Al Attas, Ketua Yayasan Pendidikan Jamiatul Ittihad Wa Muawwana, Makasar.
  16. Dr. Muhsin Bin Ahmad Al Attas, Penasehat MUI Depok, Ketua FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama Depok, Presiden Laskar Anti Korupsi Pejuang 45 (Laki P 45), Sekjen FPI.
  17. Buya Abubakar bin Zein Al Habsyi, Ketua Annas Jakarta,
  18. Syarif Jakfar Baraja, Yayasan Muallaf Center.
  19. KH Abdul Karim Makarim, Ketua MUI Kupang NTB
  20. KH Hasan Makarim, Rohaniawan Penjara Nusakambangan, Ketua MUI Cilacap, penyebar Islam di Nusakambangan.
  21. Habib Muhammad bin Ahmad Al Attas, Yayasan Darul Mustofa, bergerak dibidang sosial, pendidikan dan keagamaan
  22. Jakfar Umar Thalib, Pendiri Laskar Ahlussunnah Wal Jama’ah.
  23. Abdullah Sungkar, Pendiri Jamaah Islamiah.
  24. Abu Bakar Baasyir, pendiri Jamaah Islamiah.
  25. Hisyam Bawazir/Umar Patek, tokoh militant.

  1. Golongan Penggiat Hukum
1.       Nono Anwar Makarim, Ahli hukum, pengacara. Bekas  Pemimpin Redaksi Harian KAMI
2.       Muhammad Assegaf SH, pengacara Senior.
3.       Malik Bawazir, Ahli hukum, pengacara.


  1. Golongan Kreativitas & Usahawan
1.       Maher Al Gadri, Pengusaha Pendiri Perusahaan Kodel
2.       Gamal Al Binsaid, pencetus bank sampah di Malang)
3.       Nadim Makarim, Pendiri GO JEK
4.       Thohir Al Qadri, Pengusaha
5.       Ir. Ahmad Al Ganis, Pengusaha.
6.       Soleh Jamalullail,
7.       Fathy F Bahanan, mahasiswa FTP Unibraw yang menemukan beras tiruan

O.     Golongan Militer & Polisi

  1. Zaki Anwar Makarim (Mayor Jenderal AD), Ketua BIAS.
  2. Prof. Dr. Irjen. Muhammad Faruk, Gubernur PTIK.

  1. Golongan Praktisi dan Penggiat Kesehatan
  1. Prof.Dr.  Husein Al Attas, Sp.A, praktek Pribadi dn Praktek di RSIA Evasari dan di Cempaka Putih, Guru Besar tetap yang mengajar di FKUI.
  2. Prof. Dr. dr Idrus Alwi Shahab SpPD KKV FECS FACC, meraih spesialisasi di bidang kardiovaskular. Beliau anak Ibu Nafisah Ahmad Zen Shahab dan Alwi Idrus Shahab dari Palembang yang terkenal karena 10 anaknya jadi Dokter, Luar Biasa !!!
  3. Drg. Farida Alwi menekuni bidang spesialisasi gigi,  (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  4. dr. Shahabiyah MMR menjadi Dirut RSU Islam Harapan Anda di Tegal, (Adik dari Prof. Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  5. dr Muhammad Syafiq SpPD, spesialis penyakit dalam; (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  6. dr. Suraiyah SpA (spesialisasi anak); (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  7. dr. Nouval Shahab SpU, spesialis urologi dan sedang menempuh pendidikan untuk gelar PhD di Jepang, (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  8. dr. Isa An Nagib SpOT mengambil bidang spesialisasi ortopedi, (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  9. dr. Fatinah yang menjabat wakil direktur RS Ibu dan Anak Permata Hati Balikpapan, (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  10. dr. Zen Firhan, dokter umum di Balai Pengobatan Depok Medical Service dan Sawangan Medical Center (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang)
  11. dr. Nur Dalilah, dokter umum di RS Permata Cibubur, (Adik dari Prof Idrus Alwi Shahab dari Palembang).
  12. Dr. Muhammad Ali Toha Assegaf, Praktisi Kedokteran Ala Nabi, Pendiri Rumah Sehat Afiat.
  13. dr. Haidar Abdullah Bawazir Sp.PD, Ahli penyakit dalam yang juga aktivis dakwah, praktek di RS QADR Tangerang Banten.
  14. Dr. Fachmi Shahab, Dokter senior yang praktek di Jalan Kebun Kacang IV Tanah Abang Jakarta.
  15. Dr. Muhammad Hadad, Dokter Spesialis anak angkatan 66, tinggal di Jalan Bangka Jakarta Selatan.
  16. Dr. Hasan Shahab, S.PM, Dokter Spesialis Mata dari Rumah Sakit Permata Cibubur Jakart Timur.
  17. Dr. M.K. Shahab, Spesialis Mata dan merupakan Dokter Senior, praktek di Jalan Dewi Sartika No 115 Cawang Jakarta Timur.
  18. Dr. Mustafa Kamil Shahab, Oftalmologi dari Rumah Sakit Sukanto Kramat Jati Jakarta Timur, beliau adalah orang tua dari artiz Zee Zee Shahab.
  19. Dr. Abdullah Segaf Al Haddad, Dokter Umum di Surabaya Alumni Airlangga.
  20. dr. Hasan Ali Al Habsyi, Dokter Umum dari Lulusan Trisakti
  21. dr. Muhammad Al Habsyi,  dari Malaria Center, Halmahera
  22. Dr. Faris Basalamah Sp.JP, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah RS Mitra Keluarga  Bekasi.
  23. Dr. Abdullah Basalamah, Sp.OG, dokter kandungan RS Hermina Bekasi
  24. dr. Sarah Al Attas, Sp OG, Dokter Spesialis Obstetri Genekologi Rumah Sakit Bunda Aliyah Jakarta.
  25. dr. Rizal Alaydrus, Pakar Support Nutrisi, Pemenang L Men Year 2012, pemain film garuda superhero
  26. dr. Ali Alattas, merupakan dokter muda yang inspiratif, sekarang kuliah menjalani program KOAS di  RSUP Fatmawati.
  27. dr. Hisyam Attamimi, Ahli Jantung dan Pembuluh Darah dari RSU Kraton, Pekalongan.
  28. dr. Abbas Thalib, dokter dari Pasuruan (Mertua DR. Hidayat Nurwahid)
  29. dr. Diana Abbas Thalib, dokter dan direktur RS Ibu dan Anak Bunda Aliyah Pondok Indah Jakarta (Istri Mantan Ketua MPR, Hidayat Nurwahid).
  30. dr. Fatima Safira Al Attas, Ph.D, S.PA, Dosen FK UI, Sistem Informasi Lab Riset dan Pengabdian Masyarakat.
  31. Dr Jasmin Thalib, Sp. KK, dokter spesialis kulit kelamin, Sidoarjo, Surabaya.
  32. Dr. dr. Lucky Aziza Bawazir, Sp.DD – KGH, Staf Divisi Ginjal Hipertensi, FKUI – RSCM.
  33. Dr. Fauzi Ahmad Al Katiri, praktek di Gedung Bidakara Medical Lantai Dasar.
  34. Dr. dr. Ali Sungkar Sp.OG, Dosen UI dan dokter Kandungan RS Pondok Indah.
  35. Dr. Harun Al Bar Sp.A, dokter RS Medika Permata HIjau Jakarta Selatan.
  36. dr. Muhammad fahrizal Al Hamid, dokter umum di Pekanbaru Riau.
  37. dr. Idrus Al Jufri, dokter di jalan condet raya Jakarta Timur.
  38. dr. Farida Al Hasni, general Praktioner, Manado.
  39. dr. Muhammad bin Sholeh bin Salim bin Abdurrahman Al Jufri, penulis buku HIjamah Dilihat Dari Segi Sains dan Kedokteran Modern.
  40. dr. Saleh Al Jufri
  41. dr. Soraya Al Jufri, SPOG
  42. dr. Munira Al Jufri
  43. dr. Afaf Aqil Munawar, Spesialis Kulit Kelamin.

  1. Golongan Wartawan, Jurnalis Dan Pertelevisian
  1. Harun Musawa, Wartawan Senior Majalah Tempo, Pendiri Majalah Al Kisah.
  2. Prof.Dr. Salim Said, Wartawan Senior dan Pengamat Militer.
  3. Fikri Al Jufri, Wapemred Tempo.
  4. Jakfar Assegaf, wartawan Senior.
  5. Safira Bawazir, presenter Stasiun TV NET.
  6. Najwa Shihab, presenter Metro TV.
  7. Rahma Sarita Al Jufri, Presenter Nasional
  8. Fessy Alwi Assegaf, Presenter Metro TV
  9. Ziza Hamzah, Presenter

  1. Golongan Penerjemah
  1. Ali Audah (bin Salim), Penerjemah tangguh buku buku bahasa Arab, Sastrawan yang dikagumi, Legenda yang cukup mendapat apresiasi para penulis dan penyair kawakan di negeri ini. Tahun 1961-1978 Ali Audah mengajar agama Islam di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ). Selanjutnya, ia menjadi ketua Himpunan Penerjemah Indonesia dan menjadi Dewan Redaksi majalah Horison, serta menjadi dosen Humaniora di Institut Pertanian Bogor (IPB).
  2. Husein Shahab, penerjemah bahasa Ingris yang sering mendampingi Syekh Hisyam Kabbani, diakui cara penterjemahannya sekalipun materi yang diberikan Syekh Hisyam mencakup materi yang sulit.
  3. Abdullah Sholeh Ali Al Hadrami, penerjemah Imam Besar Masjidil Haram Mekkah, Syaikh Abdur Rahman As-Sudais dan Imam Besar Masjid Nabawi Madinah, Syaikh Shalah Al-Budair ketika kunjungan resmi kenegaraan di Malang Jawa Timur, beliau juga banyak menyandang berbagai jabatan.
  4. Husein Muhammad BSA, Penerjemah Arab Inggris, Condet Raya Jakarta Timur.

  1. Orang-orang yang  kami “indikasikan” memiliki tautan darah Arab

  1. Prof.Dr. Husein Haikal MA, Guru Besar UNY Jogya, Rektor Universitas Pekalongan 2004 – 2009 (masih dalam pendalaman, dikarenakan bio data belum secara terbuka menyatakan dirinya keturunan Arab). Muhammad Husein Haikal, Jurnalis Tangguh dari Harian Bisnis Indonesia, anak dari Prof. Dr. Husein Haikal MA (masih dalam pendalaman)
  2. KH Ali Yafie, (bila melihat nama terakhir beliau, itu adalah salah satu Bani yang ada di Hadramaut Yaman). Kakek beliau juga terkenal sebagai ulama besar Di Masjidil Haram, kami berharap ada informasi mengenai nasab beliau ini.
  3. Camelia Malik (ibunya bernama Farida Al Hasni dari Keturunan Sayyidina Al Hasani)
  4. Abdurrahman Saleh Jaksa Agung. (kami masih belum mendapati fam yang melekat pada beliau), namun banyak yang mengatakan jika beliau adalah keturunan Arab
  5. Marsekal Saleh Basarah (Basyahroh?), Mantan KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara), masih dalam penelitian dan kami belum berani mencantumkan dikarenakan minimnya informasi tentang ayah atau kakek beliau ini.
  6. Dr. Lula Kamal, (ibunya dari Klan Bawazir), Artis dan dokter.
  7. Eza Yayang (pemeran Rozak dalam sinetron Tukang Ojek), ibunya dari Klan Assegaf.
  8. Viergiawan Listanto (Iwan Fals), ibunya berdarah Arab bermarga Abdat, bahkan pada waktu kecil Iwan Fals pernah tinggal di Jeddah mengikuti salah satu saudara orangtuanya yang tidak punya anak.

Adanya fakta  keberadaan tokoh-tokoh keturunan diatas yang sebagian besar sudah kami pelajari biografinya ini jelas menunjukkan jika tuduhan yang selama ini dilontarkan oleh mereka yang fobia terhadap Arab adalah salah kaprah dan terlalu prematur. Jelas tuduhan mereka yang fobia Arab itu terlalu dipaksakan dan terkesan bertujuan untuk menjatuhkan orang Arab melalui pembunuhan karakter. Arab yang ada di Indonesia, adalah Arab yang sudah nasionalis atau sudah berjiwa Indonesia. Kalau ada orang Arab di Indonesia berperilaku exktrim, itu bukanlah gambaran umum orang Arab Indonesia. Justru bila ada orang Arab yang berperilaku extrim, Sebagian besar orang Arab lainnya merasa gelisah dan khawatir mereka terkena imbanya. Jangan dikira mereka yang sebagian besar itu tidak galau jika mendengar ada sebagian kecil orang Arab yang bertindak extrim.

Fakta deretan tokoh orang Arab yang kami ungkap yang berasal dari berbagai bidang dan latar belakang ini agar mereka yang fobia Arab bisa melihat dengan jelas siapa sesungguhnya orang Arab yang ada di Indonesia itu. Kami sengaja menulis semua tokoh, mulai yang dari konservatif, moderat, kontroversi sampai yang extrim, mulai yang mempunyai pemahaman “kiri sampai kanan mulai dari tokoh agama sampai tokoh sekuler, semua kami tulis dengan sangat terbuka. Hitunglah berapa banyak yang orang Arab yang extrim atau mempunyai pemahaman “anti mainstream”,  hitung pula berapa banyak orang Arab keturunan sudah yang berjasa pada bangsa ini, hitung pula berapa banyak kiprah mereka  yang ada di berbagai bidang dibanding dengan orang-orang Arab yang katanya “bermasalah”. Jumlah diatas yang kami tulis ini belumlah seberapa dan belum mewakili orang-orang Arab yang sukses dan menjadi tokoh-tokoh di negeri ini, masih banyak lagi sebenarnya mereka itu, hanya karena keterbatasan waktu kami saja yang belum sempat mendata mereka..

Ingatlah dulu betapa orang Arab juga punya sikap nasionalis yang tinggi disaat negeri ini dijajah oleh Belanda, mereka punya sumpah yang bernama Sumpah Pemuda Keturunan Arab yang  dicetuskan di Semarang Tanggal 3 – 4 Oktober 1934 yang berbunyi :

  1. Tanah Air Peranakan Arab adalah Indonesia (sebelumnya, mereka merasa bertanah air Yaman, negara asal mereka).
  2. Karenanya , mereka harus meninggalkan kehidupan menyendiri (isolasi).
  3. Memenuhi kewajiban terhadap tanah air dan bangsa Indonesia.

Satu hal yang disepakati oleh Bangsa Hadrami tersebut bahwa identitas mereka merujuk kepada tanah air, juga telah membedakan mereka dari masyarakat Asia Tenggara lainnya. Studi  studi mengenai usaha bangsa Vietnam, Birma dan Melayu untuk menegaskan kembali Identitas mereka selama periode diatas tersebut menunjukkan bahwa “ras” atau masyarakat menjadi dasar yang penting untuk menyatakan batas-batas identitas. Proses yang sama terjadi pada masyarakat Indonesia pribumi.

Secara Keseluruhan masyarakat Arab Hadramaut pasca perang dunia ke II mengakui bahwa mereka adalah bangsa Indonesia dengan percepatan yang luar biasa. Hamid Al Qadri menyatakan bahwa penggabungan bangsa Arab Hadramaut ke dalam negara Indonesia modern hanya merupakan keberlanjutan proses asimilasi yang berjalan lama, yang secara singkat terpecah karena gangguan  penguasa colonial Belanda dan pelaksanaan kebijakan seperti Passenstelsel dan Wijkenstelsel. Pola ini menganggap dengan sangat remeh ruang kompleksitas perubahan social dari idiologis yang terjadi pada bangsa Indonesia sejak awal abad keduapuluh. Tokoh-tokoh kebangkitan mereka meletakkan prinsip-prinsip untuk melakukan “Indonesianisasi” Kaum Arab Hadramaut pasca Arab. Keinginan mereka untuk berubah sehubungan dengan keadaan lingkungan yang berubah, kemampuan mereka untuk memperkirakan sejumlah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok mengenai siapakah mereka dan termasuk bangsa apakah mereka, dan sensitivitas mereka terhadap perubahan idiologis dalam masyarakatnya dengan batas-batas yang dimilikinya sehingga mereka menemukan jati dirinya, merupakan gambaran tradisi intelektual yang hidup dan ini menjelakan mudahnya mereka menyesuaikan diri dalam zaman yang diwariskan dan dilestarikan oleh bangsa Arab Hadramaut Indonesia generasi paska kemerdekaan..

Wallahu A’lam Bisshowwab...

Sumber :

Iwan Mahmud Al-Fattah. Sejarah Dan Sumbangsih Orang Arab Di Indonesia (Meluruskan Pemahaman Yang Salah Tentang  Arab Keturunan), Jakarta : Madawis & Ikrafa, hlm 60 – 72, 2016.

Catatan :

1.    Bagi yang ingin Copi Paste harap disebutkan penulis dan link websitenya, hal ini semata-mata untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan untuk menghargai sebuah karya intelektual.

2.       Nama-nama diatas tersebut sudah melalui riset dan penyelusuran yang mendalam, namun apabila masih ditemukan beberapa nama yang perlu dikaji ulang, maka penulis dengan senang hati merima kritik dan saran..

Biografi Penulis :

  1. Ketua Umum Ikrafa (Ikatan Keturunan Raden Fattah Azmatkhan)
  2. Ketua Bidang Sejarah dan Penelitian Nasab Majelis Dakwah Walisongo.
  3. Anggota Jamiiyah Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani di Jakarta Pusat
  4. Anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung Wanadri
  5. Anggota KSR PMI Jakarta Selatan.
  6. Guru SMA di Jakarta.
  7. Dll.
Adapun nasab kedua orangnya adalah sebagai berikut :

1. Jalur Ayahnya keturunan dari Arya Penangsang/Sayyid Husein bin Pangeran Sekar Seda Lepen/Raden Bagus Sayyid Ali bin Raden Fattah/Sayyid Hasan Azmatkhan Al Husaini (Pendiri Kesultanan Islam Pertama di Jawa)

2. Jalur Ibunya adalah keturunan dari Sunan Prawoto/Raden Bagus Mukmin bin Sultan Trenggono/Sultan Ahmad Abdul Arifin/Sayyid Abdurrahman bin Raden Fattah/Sayyid Hasan Azmatkhan Al Husaini (Pendiri Kesultanan Islam Pertama di Jawa.

3. Beberapa tautan nasab, terutama dari istri para  leluhurnya juga terdapat nama keturunan dari  Fattahillah, Sunan Kudus, Sunan Ampel.