Senin, 17 April 2017

HITAM PUTIH ARAB SAUDI


Ramai dibicarakan jika Raja Salman dari Arab Saudi akan datang ke Indonesia. Mungkin dibanding kepala Negara yang lain kedatangan tokoh yang satu ini cukup menyita perhatian publik kita. Sekalipun belum didapat sebuah kepastian namun gaung kedatangannya sudah menjadi bola liar, ditambah pada akhir akhir ini sentimen akan ARAB sangat begitu gencar digaungkan oleh kaum "pembenci Arab" sehingga mau tidak mau saya juga ingin ikut menimpali hal tersebut dalam kaca mata sejarah yang saya miliki. 


Apa yang menjadi menarik dan terkesan kontroversi akan kedatangan Raja Arab Saudi ini ? Jawabannya karena Arab Saudi selama ini dianggap sebagai negara yang oleh sebagian orang telah "bermain dua kaki" dalam kancah perpolitikan dunia, hal yang sebenarnya lumrah bagi sebagian politikus. Arab Saudi dalam beberapa puluh tahun ini memang dikenal dekat dengan beberapa negara Islam, bahkan beberapa kepala Negara Islam sering terlihat akrab, namun disisi lain ironisnya mereka juga mempunyai hubungan khusus dan mesra dengan Amerika Serikat yang justru merupakan "anak kandungnya" Bani Israil. 

Arab Saudi memang menurut saya salah satu negara Islam yang cukup rumit untuk dinilai secara general. Sejarah berdirinya saja penuh dengan pertempuran dan darah dan tidak bisa lepas dari andil atau jasa dari Negara Negara Eropa seperti Inggris. Belum lagi monopoli aliran mazhab yang sampai saat ini masih bertahan kuat bahkan mereka dianggap ingin "mengimpor" mazhab yang mereka miliki dengan suplay dana besar-besaran melalui bea siswa kepada mahasiswa yang ada disana . Adanya pembatasan peran wanita dalam beberapa sektor kehidupan juga sudah merupakan hal yang biasa, pembangunan besar-besaran dengan banyak menghancurkan situs-situs sejarah marak terjadi, hingga membuat para sejarawan menangis Dan menjerit, dan yang paling mutakhir adalah dengan keterlibatan mereka dalam membombardir Yaman untuk menumpas gerakan kaum Syiah tapi yang ironis justru banyak korban sipil yang berjatuhan, akibatnya dari perang ini Saudi mulai kerepotan dengan anggaran negaranya apalagi harga minyak mulai turun. Kehidupan para pangerannya juga dikenal sangat mewah dan jetset, Dinasti Ibnu Saud bahkan dikenal sebagai dinasti yang doyan membangun Istana. Mekkah dan Madinah juga saat ini kondisinya tidak jauh berbeda dengn kota kota besar di dunia. Hotel hotel mewah sudah bertaburan dimana-mana. Arab Saudi juga dikenal oleh sebagian orang sebagai negara yang "kaku" dalam mentoleransi idiologi lain misalnya pada tradisi kultural yang dimiliki bangsa ini. 

Tapi walaupun demikian marilah kita adil dalam menilai sebuah Negara, apakah memang begitu "horornya" negara yang kaya akan minyak ini ? Apakah tidak bisa dilihat sisi lain dari Negara ini apalagi didalamnya ada dua kota suci dan makam Nabi dan para sahabatnya. 

Arab Saudi yang merupakan keluarga dari Bani Tamim (nasab yang menurunkan Sayyidina ABU BAKAR RA). Dinasti ini berdiri dengan cara menyingkirkan dinasti Al Idris Al-Hasani yang banyak menurunkan syarif-syarif Mekkah, ternyata masih memberikan celah kepada mereka yang masih mau bertahan di Mekkah dan Madinah dengan mazhab yang dianut (walaupun hanya beberapa ulama saja dan masih ada pengawasan ketat). Diantaranya keluarga tersebut misalnya Sayyid Alwi Al Maliki, Keluarga Syekh Junaid Al Batawi, Keluarga Syekh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, Sayyid Zaini Dahlan, Keluarga Syekh Yasin Al Fadani, dan masih ada beberapa keluarga lagi.

Pasca direbutnya Kekuasaan dari Syarif Mekkah ke Ibnu Saud, dinasti yang didukung ulama pengikut Syekh Muhammad bin Abdul Wahab ini mulai melakukan perbaikan infrastruktur. Fasilitas fasilitas ibadah haji terus diperbaharui sampai sekarang, tidak heran sampai saat ini jamaah Haji seperti dimanja dengan fasilitas yang ada. Arab Saudi ini bahkan pernah berjasa dalam memberikan pengakuan kemerdekaan kepada bangsa kita, Negara ini bahkan yang paling mendukung agar Negara kita lepas dari penjajahan. 

Pada masa Raja Faisal Arab Saudi bahkan memberikan fasilitas bea siswa untuk mahasiswa Indonesia di universitas madina. Pembagian Alquran kepada ummat islam di dunia juga sangat gencar. King Faisal bahkan mempunyai hubungan yang mesra dengan Dr. MUHAMMAD NATSIR pendiri Dewan Dakwah Islamiah Dan tokoh politik Islam hebat. Kekhawatiran akan adanya "pemaksaan" idiologi yang mereka miliki juga tidak beralasan karena nyatanya Ketua PBNU KH Said Aqil Siraj dan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab hingga kini masih tetap menganut fahamnya sendiri. Dan juga adalah sebuah hal yang mengejutkan kalau Raja Salman mau bertemu dengan Habib Rizieq sebab Dinasti Ibnu Saud ini yang kami pelajari sejarahnya, sebenarnya kurang begitu ramah terhadap Ahlul Bait Nabi dan ini pernah dirasakan oleh Abuya Assayid Muhammad bin Alwi Al Maliki, jujur saja saya masih belum percaya kalau Raja Salman datang hanya sekedar ketemu Habjb, masak iya Presiden kita kifa tidak ditemui, sekelas kepala negara lo..lagipula setahu kami atau mungkin kami yang belum tahu ulama yang serius dan mau mengakui eksistensi keturunan Rasulullah SAW di Mekkah Dan Madinah adalah Syekh Bin Baz, jadi isu darimana kalau Raja Salman hanya mau bertemu dengan Habib Rizieq ?

Arab Saudi juga sering diketahui menyumbang pembangunan masjid di beberapa Negara termasuk Negara kita (walaupun ada yang masih tanda tanya). Tapi yang jelas dengan adanya sumbangan pembangunan masjid sudah sangat membantu, masalah adanya perebutan "pengaruh" mazhab yang dipakai toh tidak semuanya terjadi.. 

Hitam putih Negara Arab Saudi memang tidak akan pernah habis kalau mau dicari-cari namun yang jelas Arab Saudi didalamnya ada dua kota suci Mekkah dan Madinah yang dicintai Allah dan RasulNya. Kalau anda tidak senang kepada rajanya maka cintailah rakyat dan kotanya. Masalah faham dan kebijakan politik biarlah Arab Saudi yang punya kebijakan sendiri, namun untuk masalah kunjungan, sepertinya kalau kita tolak atau kita demo rasanya kurang bijak juga karena persoalan ini akan dilihat Negara islam lain dan juga boleh jadi bisa meruntuhkan image kita di mata orang Arab Saudi dimana bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah dan paling santun diantara bangsa yang lain. Tidak percaya... ? Silahkan berkunjung ke Negara ini, betapa bangsa kita sangat dipuji sekalipun ada perbedaan pandang dengan mazhab yang mereka anut. 

Wallahu A'lam...