Senin, 17 April 2017

MAKAM PAHLAWAN BESAR BETAWI AS-SAYYID MUHAMMAD HUSNI THAMRIN AL QADRI DI PEMAKAMAN KARET BIVAK


Mungkin akan banyak fihak yang terkejut ketika saya menulis gelar Sayyid di depan nama beliau. Bukan tidak mungkin saya dianggap mengarang-ngarang, namun sekali lagi saya ingin menegaskan, bahwa saya tidak mengarang, apalagi ini urusannya sama garis keturunan. Lagipula saya selalu berkeyakinan selama ada sebuah penemuan baru dan ada buktinya maka sejarah masih ada ruang untuk melakukan interpretasi. Apalagi ini masalah garis keturunan..

Catatan nasabnya yang terdapat di dalam kitab Al Fatawi menyebutkan bahwa leluhur beliau yang sebenarnya bernama Sultan Hamid Al Qadri yang dimakamkan di Masjid Angke Jakarta Barat. Catatan nasab tersebut diterima pada tahun 1900 oleh KH Ahmad Syar'i melalui ibunya yang masih kerabat dekat KH Ahmad Syar'i penulis kitab Al Fatawi. 

Sayangnya mengenai catatan nasab tersebut masih ada saja keterangan lain yang saya pernah lihat jika leluhur beliau ini dikatakan dari Belanda, sebuah sumber silsilah yang salah kaprah. Saya pernah sempat tabayun kepada salah satu cicit Babe Syar'i mengenai silsilah versi Belanda. Beliau cukup kaget ketika mendengar jika MH Thamrin dikatakan asal usulnya dari Belanda...

Dalam sejarah hidupnya Babe Muhammad Husni Thamrin pernah menjadi anak angkat Babe Ahmad Syar'i, melalui peran MH Thamrin inilah Babe Syar'i pernah berhasil masuk kembali ke Jakarta secara diam-diam pada tahun 1926 dan 1928 untuk menghadiri persiapan dan pelaksanaan Sumpah Pemuda. MH Thamrin inilah yang meyakinkan Babe kalau para Pemuda Betawi masih tetap memegang teguh ruh perjuangan para mujahid dan ulama masa lalu. Biarpun mereka sudah masuk dalam kancah perpolitikan yang dikendalikan penjajah mereka tidak akan mengorbankan dirinya terperangkap jebakan politik Belanda. Babe memang sempat gundah akan langkah pollitik Kaum Pemuda Betawi namun karena motor gerakan politik saat itu dipegang oleh anak angkatnya, maka Babe Syar'i pun percaya. Biar begitu, Babe Syar'i yang wataknya tegas dan keras, tidak urung pernah mengirimkan sisir dan lipstik kepada salah satu organisasi yang masih mau tunduk kepada keinginan Belanda. Bahkan di tahun 1928 Babe Syar'i di depan para delegasi Sumpah Pemuda pernah berkata dengan keras bahwa Rakyat Betawi khususnya para keturunan Mujahid Jayakarta tidak akan pernah mau bekerja sama dengan Belanda. HUKUMNYA ADALAH HARAM !!!. Tentu saja banyak yang terkejut karena di kandang macan masih ada yang berani melawan Belanda. Babe Thamrin yang mengetahui hal tersebut hanya bisa tersenyum dan bangga dengan ayah angkatnya ini..

Syah Husni panggilan akrab Babe Syar'i kepada MH Thamrin, merupakan tokoh politik terbesar yang pernah dimiliki bangsa ini. Gerakan politik yang beliau lakukan sangat membuat Belanda ketar-ketir. MH Thamrin bukanlah politikus biasa, dia punya kemampuan pemikiran yang brilian untuk masa depan bangsa. Kemampuannya hanya bisa disetarakan dengan tokoh bangsa seperti Bung Karno, Bung Hatta, HOS, Agus Salim. Pengaruhnya betul-betul sangat besar dan karismatik.

Saya beruntung bisa membaca kisah hidupnya yang asli yang ditulis oleh ayah angkat dan sekaligus guru politiknya yaitu KH Ahmad Syar'i Mertakusuma...

Saya juga berkeyakinan, apa yang ditulis oleh Babe Syar'i lebih shahih ketimbang versi Belanda, terutama untuk masalah garis keturunan MH Thamrin. BABE SYAR'I selain ulama, ahli kaligrafi, pejuang, politikus, budayawan, sejarawan beliau juga seorang Ahli dalam bidang ilmu nasab dan beliau punya sanad akan ilmu ini. Jadi kalau saya menulis di depan nama MH Thamrin itu Sayyid....itu memang miliknya beliau..Al Qadri adalah marga Alawiyyin yang notabenenya adalah Sayyid.

Kalau selama ini MH Thamrin tidak pernah menonjolkan kesayyidan atau kearabannya, itu adalah bagian dari asimilasi dengan kehidupan Jakarta sekaligus strategi Politik beliau untuk bisa masuk dalam anggota Dewan Pemerintah Hindia Belanda. Sangat tidak mungkin MH THAMRIN tidak mengetahui leluhurnya padahal didalam kehidupannya ada Babe Syar'i. Dan yang perlu kita harus tahu, Sultan Abdul Hamid bin Sultan Abdurrahman Al Qadri adalah Sultan Pontianak yang pernah diasingkan oleh Belanda ke Batavia (nama versi Belanda) karena berani melakukan perlawanan ! Nah dari beliau inilah telah lahir Pahlawan Besar Betawi Muhammad Husni Thamrin.

Macan selalu menurunkan macan !!!

Allahu Akbar !

Al Fatehah untuk Sang Macan Besar Betawi..As-Sayyid Muhammad Husni Thamrin Al Qadri....