Senin, 17 April 2017

MARUNDA RIWAYATMU DULU

Marunda kini telah berubah dan menjadi incaran para pengembang...disini dulu pernah terjadi peristiwa besar, dimana telah terjadi peralihan kekuasaan secara damai dari penguasa Sunda Kelapa yang bernama Ratu Suryanara kepada Fattahillah utusan Kesultanan Demak dan Majelis Wali Agung. Penyerahan kekuasaan terjadi tepat pada malam takbiran, setelah sebelumnya selama satu bulan pasukan Mujahid bertahan untuk tidak melakukan penyerangan sesuai perintah Sultan Trenggono. Sultan Trenggono melarang keras para Mujahid demi menghormati bulan Puasa. Pasukan Mujahid pun ketika masuk Kraton Marunda Kelapa sebenarnya membawa misi perdamaian dan hanya bersikap berjaga-jaga kalau ada fihak yang melakukan provokasi. Pada dasarnya sebenarnya penguasa Sunda Kelapa sudah beragama Islam ini dibuktikan ketika mereka terlibat pada misi jihad di Malaka pada tahun 1521 M, namun karena misi ini gagal Sunda Kelapa kemudian dianeksasi oleh Pajajaran tahun 1527 M, sehingga "berubahlah" peta politik Kerajaan Sunda Kelapa. Masuknya Pasukan Mujahid sebenarnya juga bertujuan untuk menghalau Pasukan Portugis yang dipimpin Fransisco De Sa yang sedikit lagi akan mendarat di Marunda Kelapa untuk misi penjajahan berkedok perjanjian dagang dengan Kerajaan Pajajaran.

5 tahun setelah Negeri Sunda Kelapa dikuasai Kerajaan Pajajaran terjadilah peralihan kekuasaan dari Panguasa Sunda Kelapa ke Fattahillah. Tentu saja peristwa ini disyukuri oleh semua fihak karena kejadian itu terjadi dengan proses yang damai dan tanpa ada pertumpahan darah, karena pada dasarnya Sunda Kelapa sudah memiliki kesamaan akidah dengan para Mujahid terutama sejak mereka ikut misi Jihad pertama di Malaka pada tahun 1512 M.

Peristiwa peralihan kekuasaan ini kemudian dirayakan dengan didirikannya negara baru Islam menggantikan nama Sunda Kelapa pada tanggal 1 Syawal 933 Hijriah atau bila dikonversikan tanggal 1 Juli 1527 Masehi..

Nama Fathan Mubina pun diproklamasikan setelah Fattahillah mendapatkan ilham dari hasil sholat tahajud dan juga ketika beliau membaca Al-Qur'an Surat Al Fath ayat pertama...

Sumber : Intisari Sejarah Fattahillah dari Kitab Al Fatawi..