Senin, 10 Juli 2017

MENEMUKAN "ISTANANYA" PARA WALI MASTUR DI SELATAN KOTA JAKARTA


Berziarah pada hari ini seolah seperti mendapat "intan permata" yang tidak ternilai harganya. Perjalanan begitu mengesankan dan "mendebarkan".


Ya hari ini tanggal 9 Juli Bakda Zuhur, saya, istri dan salah satu sahabat setia saya yang merupakan trah Ki Bondan Kejawan (Sayyid Abdurahman Jumadil Kubro) melakukan napak tilas para wali mastur di selatan Jakarta. 



Mencari jejak para wali mastur bukanlah perkara mudah dikarenakan memang posisi beliau-beliau yang memang maunya seperti itu. Dalam pendataaan sejarah boleh dikatakan keberadaan "mereka" itu antara ada dan tiada. Namun bagi saya pribadi, keberadaan para wali mastur tetap harus dilacak agar kedepannya kita semua bisa menjadi manusia yang mau berterima kasih atas jasa-jasa dakwah Islamiah mereka. Ukuran mereka wali atau bukan itu tidak perlu diperdebatkan, lebih arifnya kalau itu kita serahkan kepada para ulama yang mengerti dunia kewalian, kita yang awam lebih baik sami'na wa atho'na.

Perjalanan ziarah hari ini adalah sebuah hal yang unik dan berkesan, karena saya membawa istri yang sedang hamil tua. Sempat saya khawatir namun demi rasa cinta kami terhadap para Wali Allah maka Bismillah semua kami jalani..Dan Alhamdulillah semua bisa berlangsung dengan lancar...

Alhamdulillah pada perjalanan yang berkesan ini saya menemukan makam-makam para wali yang tersembunyi yang nyaris tidak diketahui masyarakat, padahal keberadaan pemakaman itu cukup luas dan terbilang tua, makam tersebut terdapat di daerah Cipete tepatnya di Kuburan Wakaf jalan Haji Pi'i (tidak jauh dari Fly Over).

Salah satu makam yang membuat saya "bergetar" tatkala saya dan istri serta sahabat saya menemukan makam seorang Sayyid yang bernama Syekh Abdurahman bin Abdullah bin Abbas Al Jaelani..nama terakhir ini yang membuat saya terkaget-kaget...siapa sangka ada keturunan Syekh Abdul Qodir Jallani di tanah Betawi.

Menurut Guru sahabat saya di sekitar makam makam ini banyak terdapat wali-wali mastur. Sayyid Abdurahman sendiri merupakan penasehat Raden Kusuma Wijaya bin Pangeran Nitikusuma yang makamnya juga kami ziarahi. Pangeran Kusuma Wijaya sendiri nama lainnya adalah Kumpi Sinar. Kenapa dinamakan demikian ? Karena dengan dakwahnya beliau berhasil menyinari wilayah Cipete dan sekitarnya menjadi wilayah yang Islami dan religius yang sampai saat ini masih bertahan. Nama Nitikusuma sendiri mengingatkan saya kepada para Mujahid Besar kota Jakarta Bekasi Tangerang yaitu PITUAN PITULUNG (PITUNG). Pangeran Nitikusuma yang merupakan mujahid besar Jayakarta adalah leluhur Pitung.

Alhamdulillah....semoga ziarah hari ini membawa keberkahan bagi kita semua...amin...